Ratusan juta rupiah sudah dihabiskan keluarga Hartono Widjaja untuk membiayai perjuangannya mencari keadilan bagi anaknya, David Hartanto Widjaja, yang terbunuh di SingapuraHingga kini, sudah empat bulan berlalu, kematian mahasiswa Nanyang Technological University (NTU) itu masih bersaput misteri
BACA JUGA: Hilangnya Ikon Pop Terbesar Dunia
ZULHAM MUBARAK, Jakarta
WAJAH Hartono tampak lelah
BACA JUGA: Angky Camaro dalam Kenangan
Saat mengelap itu, tangan kanannya terlihat bergemetar"Hati saya rasanya disilet-silet setiap kali mendengar orang membicarakan dan bertanya perihal anak saya," ujarnya lirih
BACA JUGA: Mengenal Faizal Motik, Sosok Pencipta Lagu Pilpres
"Seakan-akan dia masih hidup dan ada di samping kami," sambungnya sambil mengelus dada.Siang itu Hartono, didampingi tim pengacara yang diketuai O.CKaligis, memiliki agenda untuk memaparkan temuan dan data seputar kematian David kepada wartawanKeterangan pers itu diberikan di sela waktu menunggu keputusan sidang koroner di Singapura yang menangani kasus kematian David
Seperti diberitakan, tubuh David ditemukan tewas di kampusnya, NTU Singapura, pada 2 Maret laluSemula media massa di sana menyebut kematian David karena bunuh diriPemuda 22 tahun itu diberitakan melompat dari lantai enam kampusnya setelah berusaha menikam dosennya, Prof Chan Kap LukTapi, belakangan berita itu semakin janggalIni setelah pihak keluarga gigih mengungkap satu per satu fakta yang memperkuat dugaan bahwa David dibunuhSelanjutnya, kasus ini pun disidangkan di Singapura
Setiap kali sidang, keluarga David selalu hadirTapi, sejauh ini, fakta yang diangkat di sidang sangat mengecewakan Hartono dan keluargaAda kesan kuat bahwa pemerintah Singapura tidak serius menangani kasus tersebut, dan ada juga kesan adanya fakta yang ditutup-tutupi
Meski demikian, Hartono tak pernah lelah untuk terus memperjuangkan keadilan bagi putranyaKemarin, di depan wartawan, dia kembali menunjukkan kumpulan foto yang diambil sesaat pasca David tergeletak tak bernyawaPada foto-foto itu, tergambar ilustrasi posisi mayat David yang berkaus kuning dan bercelana krem dalam posisi tertelungkup
Pada sebagian besar tubuh David terlihat luka-luka sayatan dan bekas luka tusuk yang letaknya merata di sekujur tubuhOtot tendon di pergelangan tangan kanan David terputus dengan luka mengangaDi telapak tangan David juga ada sejumlah luka sayatan yang terlihat masih merah oleh darah.
"Hasil otopsi membuktikan bahwa ditemukan 36 luka, 14 di antaranya karena pisauUmumnya di bagian tangan, sisanya luka memar, termasuk di bagian leher dan luka dalamBagaimana bisa dia dibilang bunuh diri?" terang Hartono.
Sejumlah kejanggalan juga ditemukanMisalnya, posisi pisau yang ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara), letak jatuhnya 150 meter dari posisi tubuh DavidSelain itu, bercak darah justru ditemukan di sekitar ruang Profesor Chan Kap Luk, bukan di tempat David menuju balkon tempat dia menjatuhkan diri"Bagaimana bisa seorang dengan tendon putus dan kaki tertekuk berjalan dan melompatJustru dosen yang mengaku akan dibunuh malah sehat dan segar bugar," terangnya.
Hartono mengatakan, fakta-fakta itulah yang selama ini memotivasi dia dan seluruh anggota keluarga untuk terus berjuang mencari keadilanSampai saat ini, dia mengaku sudah menghabiskan uang ratusan juta rupiah atas upayanya tersebutBiaya itu dibelanjakan untuk mitigasi dan transportasi Indonesia-Singapura"Untuk biaya pengacara asal Singapura Sashi Nathan saja kami membayar SGD 50 ribu (sekitar Rp 354 juta)Itu pun belum terbayar semua," ujarnya.
Jika dihitung-hitung, Hartono dan keluarga sudah sepuluh kali wira-wiri ke Negeri Singa, baik untuk mengikuti sidang maupun proses pencarian fakta bersama tim verifikasiAwalnya, kata Hartono, keluarganya nyaris putus asa ketika memperhitungkan besarnya biaya dan proses yang harus dilalui untuk dapat menemukan keadilan
Beruntung, kata dia, setelah kasus David mencuat di media massa, bantuan pun datang silih bergantiBahkan, ada sejumlah rekening yang dibuka orang-orang yang tak mau disebut namanyaMereka lantas menyerahkan uang hasil donasi itu kepada pihak keluarga Hartono"Kami bersyukur dan sangat terbantu sehingga kami bisa kembali bangkit," tegasnya.
Selama proses menncari keadilan, keluarga Hartono juga telah mengalami jalan berlikuTak terhitung berapa kali dia dan keluarga yang berangkat memperoleh keterangan yang tidak rasional dan berliku baik dari aparat Singapura maupun pihak NTU
Kakak David, William Widjaja, mengenang, ketika pertama mendapat berita kematian David dari staf NTU, datanya simpang siurKetika itu pada 2 Maret 2009 pukul 10.15 WIB keluarga mendapat informasi bahwa David jatuh dari lantai enamBelakangan justru diralat dari lantai empatTak hanya itu, kata dia, pihak NTU sempat menghalang-halangi keluarga untuk bisa melihat jenazah David"Bahkan, ketika malam itu kami sampai di Singapura, TKP sudah dibersihkan tanpa ada perwakilan keluarga dan KBRI yang seharusnya ikut mendokumentasikan TKP," tegasnya.
Hal lain yang cukup membekas di benak William adalah ketika melihat jenazah David pada 3 Maret laluKetika itu jenazah dalam keadaan terbungkus plastik rapat dengan sejumlah bagian tubuh yang ditutupi plaster tiga lapisYang terjadi ketika itu juga ironis karena pihak keluarga sempat diintimidasi dan tidak diperbolehkan berlama-lama bersama jenazah"Kami ditekan agar jenazah bisa segera dikremasi dan itu sungguh menusuk hati karena kami tak sempat memberikan penghormatan terakhir yang layak," kata pria 24 tahun itu.
Ibu David, Tjia Lie Khiun, mempertegas keterangan itu dan memastikan bahwa tuduhan bahwa David telah berusaha membunuh sang profesor sangat menyiksanyaDia mengaku sempat sulit memejamkan mata hingga berhari-hari pada pekan pertama pasca kematian DavidDalam malam-malam itu Lie sering terbangun dengan tiba-tiba dan menangis karena mengenang sang putra.
Dia teringat masa-masa bahagia ketika sang putra masih mendampinginya dan mampu mengharumkan nama keluarga dan bangsa di forum internasional"Dia terlihat sangat bangga ketika menjadi salah satu delegasi Indonesia di ajang Olimpiade Matematika 2005 di MeksikoSenyum itu terus terkenang di hati kami," ucapnya.
Hartono mengatakan, keluarganya sampai saat ini belum menagih janji kepolisian Singapura untuk mengembalikan laptop dan ponsel DavidPadahal, dua barang itu sangat vital dan dapat digunakan untuk melacak kemungkinan David meninggal secara tidak wajarKepolisian Singapura berjanji memberikan laptop David tujuh hari sebelum sidangTetapi, sampai saat ini laptop itu belum juga diserahkan"Mengapa tidak bisa dikloning (digandakan) data dari laptop milik David, apalagi laptop tersebut bukan sebagai alat kejahatanAda apa sebenarnya di balik ini?" terangnya.
Hingga saat ini keluarga memang telah melakukan road show ke sejumlah politisi, Mabes Polri dan bahkan Wakil Presiden Jusuf KallaNamun, Hartono mengatakan bahwa semua itu tinggal berita tanpa ada bentuk dukungan konkretLalu sampai kapan dirinya dan keluarga berupaya mengawal proses ini" Tanpa jeda Hartono langsung menyahut tegas"Sampai kapan pun kami tak akan menyerahIni menyangkut nama baik dan harkat bangsa Indonesia di mata Singapura, bukan hanya seorang David.?," terangnya(kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Syekh Puji Goes to Campus, Mulai Laris Jadi Pembicara Seminar Bisnis
Redaktur : Tim Redaksi