Akhir pekan bulan lalu, Chhim Sithar sempat makan malam bersama dengan warga komunitas Kamboja di kawasan Springvale di Melbourne.
Namun 48 jam kemudian dia ditahan ketika mendarat di bandara Phnom Penh.
BACA JUGA: Cerita KBRI Phnom Penh soal Penyelamatan 34 WNI Korban Penipuan
Dalam beberapa tahun terakhir, Chhim dikenal sebagai salah satu pegiat hak-hak buruh di kalangan negara ASEAN.
Ia adalah kepala serikat pekerja yang mewakili pekerja dari kelompok hotel bintang lima dan kasino NagaWorld yang dimiliki oleh pengusaha kaya asal Malaysia.
BACA JUGA: Terbang ke Kamboja, Tim Khusus Polri Jemput 34 WNI Korban Penyekapan
Lokasi hotel dan kasino NagaWorld' berada di pusat kota Phnom Penh, tidak jauh dari kedutaan besar Australia.
Chhim memimpin unjuk rasa yang sudah berlangsung lama, yang dilakukan oleh lebih dari 1.300 pekerja.
BACA JUGA: Istana Buckingham Tidak Berkomentar Soal Dokumenter Harry dan Meghan di Netflix
Mayoritas penggunjuk rasa adalah anggota serikat pekerja yang diberhentikan oleh kasino tersebut bulan April tahun lalu.
Inilah yang membuat Chhim harus berurusan dengan pihak berwenang Kamboja.
Dia bersama dengan pegiat lain ditahan bulan Januari lalu dengan tuduhan berupaya menghasut, sebelum akhirnya dibebaskan dengan jaminan di bulan Maret.
Chhim berkunjung ke Australia akhir bulan lalu untuk mengikuti Kongres Konfederasi Serikat Pekerja Internasional.
Kunjungan inilah yang dianggap oleh pihak berwenang sebagai alasan penangkapannya, karena Chhim dianggap melanggar kondisi pembebasan bersyarat.
Namun LSM setempat, yakni Licadho, mengatakan baik Chhim dan pengacaranya tidak pernah diberitahu mengenai apa saja persyaratan yang harus dipenuhi.
Pengacaranya juga mengaku tidak pernah diberi akses untuk melihat tuduhan yang dijatuhkan terhadapnya.
Penahanan Chhim menimbulkan kemarahan internasional.
Duta besar Australia untuk Kamboja mengajukan protes kepada Kementerian Kehakiman Kamboja, sambil menyampaikan rasa prihatin serta meminta alasan mengapa Chhim harus ditangkap.
Serikat Pekerja di Australia dan di seluruh dunia juga menyerukan agar dia dibebaskan.Tekanan terhadap serikat pekerja di Kamboja
Laporan dari kelompok Human Rights Watch mengatakan kasus Chhim merupakan bagian dari tekanan yang dilakukan pemerintah Kamboja di bawah pimpinan PM Hun Sen terhadap serikat pekerja.
Chhim banyak disebut dalam sebuah laporan yang dikeluarkan bulan lalu.
Laporan tersebut membeberkan bagaimana pemerintah Kamboja menggunakan upaya hukum untuk menghentikan kegiatan serikat pekerja di masa pandemi COVID-19.
"Sejak pandemi di awal 2020, pemerintah meningkatkan tekanan untuk memberantas serikat pekerja independen dengan menggunakan kesehatan sebagai alasan utama," kata laporan tersebut.
Chhim juga dikutip dalam laporan tersebut.
"Pihak berwenang mencoba menakut-nakuti kami. Saya tidak takut akan ditahan lagi," katanya.
"Bahkan walau saya tidak dipenjara, saya tidak bisa dengan bebas menggunakan hak saya sebagai pemimpin serikat pekerja.
"Saya tidak bisa berhenti hanya karena ada ancaman akan dipenjara. Saya harus membela hak pekerja."
Dalam laporan Human Rights Watch Chhim mengatakan "setelah kami melakukan mogok, serikat palsu tiba-tiba muncul, serikat yang kami sebut "serikat mi instan" karena mereka didaftarkan ke Departemen Tenaga Kerja dengan cepat secepat kita memasak mi instan dalam dua menit".
Chhim sekarang ditahan di penjara yang dikenal penuh sesak dan permohonan pembebasan bersyaratnya dilaporkan sudah ditolak.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Desakan Agar Pekerja Asing di Pertanian Australia Bisa Keluar dari Eksploitasi