jpnn.com, JAKARTA - Aktivis hukum lingkungan Tiza Mafira menegaskan food estate bukan solusi ketahanan pangan. Malahan proyek ini bisa menggerus keanekaragaman hayati.
Lebih dari itu, lanjutnya, keanekaragaman hayati rusak demi ditanami satu jenis tanaman monokuktur dalam skala besar. Selain itu, ujarnya, food estate justru memperburuk kualitas air dan tanah.
BACA JUGA: Anggap Food Estate Gagal, Anies Tawarkan Contract Farming
“Food estate bukan solusi ketahanan pangan. Menggerus keanekaragaman hayati demi lahan skala besar yang ditanami satu jenis tanaman monokultur, sudah pasti justru memperburuk kualitas air dan tanah Indonesia,” ujarnya, Sabtu (25/11).
Berbeda dengan pertanian skala kecil, kata Tiza, petani justru akan memperoleh keunggulan.
BACA JUGA: Pakar Sebut Food Estate Prabowo Mirip Tanam Paksa Era Kompeni
“Petani justru akan memperoleh keunggulan ketika didukung melakukan pertanian skala kecil-menengah di banyak daerah,” ujarnya.
Hal ini, lanjut Tiza, akan membuka peluang bagi tanaman endemik untuk tetap dibudidayakan demi menjaga keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan.
BACA JUGA: NCW Sebut Food Estate Alami Kerugian, Prabowo Harus Bertanggung Jawab
“Dan ini membuka kesempatan bagi tiap wilayah, bukan hanya wilayah yang punya lahan food estate besar,” tandas Tiza. (jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com