Aktivitas Gunung Kelud Meningkat

Senin, 03 Februari 2014 – 08:22 WIB
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Aktivitas vulkanik Gunung Kelud di Kediri, Jatim, mengalami peningkatan. Karenanya, sejak Minggu (2/2), statusnya ditingkatkan menjadi waspada (level II). Meski demikian, masyarakat diimbau tidak panik dan cemas dengan hal ini.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho yang mengabarkan hal tersebut kepada wartawan, meminta agar pemberitaan di media massa tidak berlebihan. Alasannya, bisa mengganggu sektor pariwisata.

BACA JUGA: Dibutuhkan 3.000 Petugas Lapangan KB

"Pemberitaan media yang intensif dan berlebihan mengenai peningkatan aktivitas gunungapi seringkali justru menyebabkan dampak negatif di masyarakat. Obyek-obyek wisata, hotel, pertanian dan aktivitas ekonomi yang berada di luar daerah berbahaya menjadi sepi," kata  Sutopo Purwo Nugroho, Senin (3/2).

Dampak pemberitaan, katanya, terlihat dalam kasus Gunung Bromo, Ijen, Dieng, Tangkubanprahu, Papandayan, dan lainnya. "Bahkan aktivitas wisata dan hotel-hotel di Kabanjahe saat ini pun sepi pengunjung karena masyarakat jadi takut berkunjung padahal lokasinya jauh dan aman dari Gunung Sinabung," lanjutnya.
 
Dijelaskan, gunung api bersifat slow in set. Artinya tidak akan tiba-tiba meletus. Ada tanda-tandanya sehingga status gunung punya tahapan yaitu dari normal kemudian menjadi waspada, siaga, dan awas sesuai ancamannya.

BACA JUGA: WNI jadi Sasaran Perbudakan Seks di AS

Saat ini dari 127 gunungapi aktif di Indonesia, ada 1 gunung berstatus Awas (level IV) yaitu Gunung Sinabung sejak 24 November 2013.

Sementara, ada 3 gunung status Siaga (level III) yaitu Karangetang, Lokon dan Rokatenda. Ada 19 gunung status Waspada (level II) yaitu Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Seulewah Agam, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci. Lainnya berstatus normal.
 
Makna dari status Waspada adalah ada kenaikan aktivitas di atas level normal, apapun jenis gejala diperhitungkan. "Tidak kritis. Yang diperlukan adalah sosialisasi, kajian bahaya, pengecekan sarana, dan piket terbatas," ujar Sutopo.

BACA JUGA: Belum Jaminan Remunerasi 27 Instansi Cair Tahun Ini

Sedangkan makna status Siaga adalah semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana.

"Kondisinya kritis sehingga perlu sosialisasi di wilayah terancam, penyiapan sarana darurat, koordinasi harian, dan piket penuh," ujar birokrat bergelar doktor itu. (sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggap Wartawan dan Relawan Korban Sinabung Pahlawan Kemanusiaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler