Para peneliti di Fakultas Sains dan Kesehatan, Universitas Sydney Barat, mengungkapkan, orang berusia di atas 40 tahun yang aktif menari bisa mengurangi hampir separuh resiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Mereka berpendapat, campuran antara pelatihan interval dengan interaksi sosial bisa menjadi faktor kunci.
BACA JUGA: Ujian Rutin Picu Epidemi Kecemasan di Kalangan Murid
Associate professor Dafna Merom dari Universitas Sydney Barat mengatakan, penelitian mereka telah menemukan bahwa orang yang berpartisipasi dalam kegiatan menari mengalami pengurangan resiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 49%.
Ia dan rekan-rekannya menganalisis data lebih dari 48.000 warga berusia di atas 40 tahun yang tinggal di Inggris.
BACA JUGA: Politisi Partai Buruh Ini Akan Jadi Perempuan Aborijin Pertama di DPR Australia
Selama periode 10 tahun, mereka yang menari kurang mungkin untuk meninggal karena penyakit jantung dibandingkan mereka yang jarang atau tak pernah menari.
Profesor Dafna mengatakan, menari juga terbukti lebih menguntungkan daripada berjalan cepat.
BACA JUGA: Ribuan Domba Lapar Wakili Aspirasi Petani Protes Eksplorasi Gas
"Kami melihat bahwa menari tak hanya memiliki perlindungan terbesar terhadap penyakit kardiovaskular, jika dibandingkan dengan pejalan kaki misalnya, mereka mendapat manfaat dari tambahan pengurangan 21% dibandingkan dengan berjalan kaki," jelasnya.
Ia mengutarakan, tak peduli jenis tarian apa yang dilakukan seseorang, selama mereka berlatih dan sedikit berkeringat.
"Menari meniru interval latihan berintensitas tinggi, tapi tersamarkan, itu seperti latihan yang menyamar," sebutnya.
Ia menguraikan, "Anda mencapai beberapa intensitas tinggi dari tarian tradisional dan beberapa jenis dansa ballroom yang cepat, Anda harus mengikuti iramanya dan tanpa memperhatikan, Anda benar-benar mencapai intensitas tinggi dari aktivitas fisik.”
"Dan semakin tinggi intensitasnya, lebih baik manfaatnya," sambungnya.
Profesor Dafna mengatakan, mungkin ada faktor lain yang membuat menari baik untuk kesehatan masyarakat.
"Mekanisme lainnya bisa jadi karena para penari ketagihan kegiatan ini dan mereka benar-benar memiliki kebiasaan seumur hidup menjadi aktif secara rutin," kemukanya.
Ia menjelaskan, "Terakhir, kami berpikir bahwa menari secara sosial memiliki pengaruh yang efektif lainnya pada suasana hati Anda dan kita tahu bahwa stres merupakan faktor resiko untuk penyakit kardiovaskular, sehingga berada di lingkungan sosial, tersenyum, mendengarkan film, Anda benar-benar lupa akan stres dan Anda mendapatkan manfaat. "
Studi ini telah dipublikasikan dalam ‘American Journal of Preventive Medicine’ (Jurnal Perawatan Pencegahan Amerika).
Tak hanya manfaat fisik, tapi juga sosial
Temuan penelitian ini tak mengejutan Clem McNamara, 78 tahun, yang telah menjalani bypass jantung triple sebanyak 3x.
"Saya dulu suka menari dengan langkah-langkah saya sendiri. Saya dulu suka itu, saya dulu sering basah, kuyup oleh keringat, dan Anda selalu merasa baik," akunya.
Clem mengatakan, sulit membuat para pria lain tertarik untuk menari.
"Sulit membuat para pria untuk menari di mata saya, saya pikir banyak dari mereka lebih memilih untuk nongkrong dan minum beberapa gelas bir dan sejenisnya," utaranya.
Ia berpendapat, "Tapi mereka tak benar-benar tahu apa konsekuensinya karena mereka belum tahu manfaatnya, mereka minum terlalu banyak dan mereka penuh dengan semua minuman beralkohol itu dan mereka membuangnya jadi keringat."
Istri Clem, yakni Wendy McNamara, mengatakan, ia telah menari selama beberapa dekade.
"Dengan menari, itu terutama bukan hanya tentang latihan fisik, itu lebih ke sarana sosial terutama saat usia bertambah, Anda kehilangan banyak teman, mereka bertebaran, dan bagus untuk bertemu banyak teman baru yang Anda bisa temui secara sosial dengan menari," ungkapnya.
"Jadi itu indah untuk semua orang," imbuhnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pekan Orientasi Bagi Mahasiswa Baru di Australia Bebas Ospek