Akui Yerusalem Milik Israel, Australia Diprotes Netanyahu

Selasa, 18 Desember 2018 – 07:22 WIB
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. Foto: Middle East Eye

jpnn.com, CANBERRA - Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison memantik amarah masyarakat internasional. Pemimpin 50 tahun tersebut mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel.

Itu menjadi penegasan kedua atas dukungannya terhadap Israel. Oktober lalu, Morrison mengumumkan rencananya untuk memindah kedutaan besar.

BACA JUGA: Daripada Nostalgia

"Kami mengakui Yerusalem Barat sebagai tempat para Knesset (parlemen Israel) dan institusi pemerintah lainnya," ujar Morrison sebagaimana dilansir Reuters.

Pernyataan yang dia sampaikan Sabtu lalu (15/12) itu memang terkesan hati-hati. Kepala pemerintahan Australia tersebut tidak secara gamblang menyebut Yerusalem Barat sebagai wilayah Israel. Yang dia sebut hanya Knesset.

BACA JUGA: Pengamen Terima Duit Nontunai, Siswa Belajar di Ruang Maya

Kendati demikian, deklarasi itu membuat negara-negara pendukung kemerdekaan Palestina berang. Sebab, meski Morrison menyebut Yerusalem Barat, masyarakat internasional paham bahwa yang dimaksud adalah Yerusalem.

Kota yang disakralkan tiga agama itu diklaim Israel dan Palestina. Yerusalem Timur digadang-gadang menjadi ibu kota Palestina pada masa mendatang.

BACA JUGA: Adem Sejak 2006, Israel Kembali Waspadai Ancaman Hizbullah

Setelah menyebut Yerusalem Barat milik Israel, Morrison menyatakan bahwa Australia berkomitmen pada solusi dua negara. Yakni, masa depan Israel dan Palestina sebagai dua negara yang bertetangga.

Perundingan damai untuk mewujudkan solusi dua negara itu terhenti saat Amerika Serikat (AS) dipimpin Presiden Donald Trump.

Jika sebelumnya Morrison mengaku hendak memindahkan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia dari Kota Tel Aviv ke Yerusalem, Sabtu lalu dia sama sekali tidak menyinggung hal tersebut.

Dia hanya menegaskan bahwa Australia akan membangun kantor perwakilan dagang dan kantor pertahanan di Yerusalem. "Kami akan dengan senang hati memindahkan kedubes jika waktunya sudah memungkinkan," ujar Morrison.

Media Australia menganggap Morrison berusaha mengambil hati komunitas Yahudi dan Kristen di Negeri Kanguru tersebut. Juga AS yang lebih dulu memindahkan kedubesnya ke Yerusalem. 

Sementara itu, Israel justru mereaksi negatif maklumat Morrison tersebut. PM Benjamin Netanyahu tidak lantas girang mendengar dukungan Australia terhadapnya. Dia malah menyebut penerus Malcolm Turnbull itu salah kaprah.

"Dalam kamus kami, tidak ada barat atau timur jika berbicara soal Jerusalem. Kami harap Australia bisa segera memperbaiki kesalahan ini," ujar Tzachi Hanegbi, menteri kerja sama regional Israel.

Dari Malaysia, PM Mahathir Mohammad langsung angkat suara. Dia menegaskan bahwa seluruh wilayah Jerusalem adalah hak Palestina. "Tidak ada negara yang punya hak untuk membagi-bagi wilayah Jerusalem," tegasnya.

Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengecam Morrison. Demikian juga Kepala Negosiator Palestina Saeb Erakat. "Kebijakan ini lahir dari politik domestik Australia yang picik. Sama sekali tak ada hubungannya dengan solusi dua negara," kecamnya seperti dilansir The Guardian. (bil/c17/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Hamzah: Australia Dukung Israel Bukan Urusan Kita


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler