Alamak... Banyak Panti Pijat di Batam Pekerjakan Anak di Bawah Umur

Kamis, 04 Juni 2015 – 20:45 WIB

jpnn.com - BATAM - Bisnis prostitusi berkedok panti pijat sekarang ini menjamur di Batam. Dari beberapa panti pijat itu diduga banyak mempekerjakan anak di bawah umur yang dibawa dari luar daerah. 

"Pemerintah lemah melakukan pengawasan, banyak mengeluarkan izin namun tak ada pengawasan," ujar anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Lik Khai, siang tadi (4/6).

BACA JUGA: Tiga Pria Ini Dibui Lantaran Gelapkan Ratusan Kardus Air Mineral

Buktinya, lanjut politisi Partai Nasional Demokrat ini bisnis prostitusi serta keberadaan anak dibawah umur baru diketahui setelah adanya penggerebekan dari pihak Kepolisian. "Sebelumnya mana diketahui pemerintah," ungkapnya lagi.

Karenanya, Lik Khai mengharapkan Pemerintah bukan hanya sekedar mengeluarkan izin semata, namun juga mengecek di lapangan. "Sesuai atau tidak izin dengan keberadaan di lapangan, kalau melanggar diberikan sanksi. Prostitusi saja sudah melangar, apalagi mempekerjakan anak dibawah umur," ungkap Lik Khai.

BACA JUGA: Empat Oknum Polisi Terlibat Narkoba Jalani Tes Psikologi

RS, 14, misalnya, ABG asal Sumedang Jawa Barat ini dipaksa untuk memuaskan nafsu pria hidung belang ketika bekerja di panti pijat Flamboyan. Wanita putus sekolah ini dibawa mucikari dari Sumedang untuk bekerja di massage dengan gaji Rp30 juta sebulan. Karena tawaran gaji menggiurkan, RS nekad pergi ke Batam tanpa sepengetahuan orangtuanya.

"Sebulan bekerja di Massage dijanjikan gaji Rp30 juta, kalau mau mencapai target harus ada plus-plusnya," ungkapnya ditemui di shelter Embun Pelangi, Batamcentre.

BACA JUGA: Aktor Intelektual Penggelapan Senilai Rp 7 Miliar Adalah Pemilik Toko Satelit Celluler

Sebelumnya, Polresta Barelang berhasil membongkar prostitusi online berkedok panti pijat di Flamboyan Massage, Selasa (19/5) malam lalu. Bisnis ini  ternyata sudah lama beroperasi. 

Panti pijat yang berlokasi di Nagoya Paradise ini bahkan menyediakan anak di bawah umur sebagai pekerja seks komersial. Mereka yang dipekerjakan di panti pijat itu dihargai Rp1 juta untuk pesanan selama sehari penuh.

Neni Herni wanita pemilik panti pijat itu memanfaatkan akun media sosial untuk menjajakan para pekerjanya. "Mereka menggunakan akun kaskus.com untuk menjual para wanita yang bekerja di panti pijat itu," kata Kapolresta Barelang Kombes Pol Asep Safrudin, Kamis (21/5. 

Wanita-wanita yang bekerja di sana juga didominasi wanita mudah yang berparas ayu dan masih dibawa umur.

"Sekali booking Rp1 juta untuk satu hari," kata Asep.Para PSK rekrutan Neni ini bisa langsung dipakai di lokasi pijat atau dibawa ke luar atau booking hotel.

"Praktik seperti ini sudah lama hampir setahunan, tapi pekerjanya bergantian dengan jangka waktu tiap dua sampai tiga bulan," kata Asep. (hgt/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kaltara, Provinsi Baru yang Digenjot Program Transmigrasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler