Alamak! Pak Bos Peluk PNS Perempuan di Ruang Kerjanya...Suaminya Ngamuk

Sabtu, 09 Januari 2016 – 09:46 WIB

jpnn.com - SIANTAR – Seorang pejabat yang punya posisi tertinggi di Kantor Inspektorat berinisial RDS (56) diduga telah melakukan perbuatan asusila terhadap staf perempuan, RY Br P (39). RDS dilaporkan Mapolres Siantar.

Sesuai laporan di kepolisian, perbuatan RDS dilakukan di kantor yang terletak di Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Rabu (6/1) siang. Tetapi, korban dan suaminya membuat laporan, Kamis (7/1)

BACA JUGA: Tolonggg.. Pasien RSUD Badarudin Tanjung Banyak Bangeeettt

Suami korban, HD saat ditemui di rumahnya, Jumat (8/1) menceritakan, kejadian itu bermula saat istrinya menghadap RDS hendak mengantarkan surat izin pengantar kenaikan pangkat ke Jakarta. Saat itu RY br P tidak sendiri, melainkan bersama HN (37), pegawai Inspektorat lainnya.

“Ada 5 orang pegawai itu yang mengajukan surat. Tapi ditolak. Nggak mau ditandatangani kepalanya itu. Siang itu, istriku mencoba mengantarkan surat itu supaya ditandatangani. Sama satu orang pegawai juga istriku itu,” ujarnya mengawali cerita, seperti diberitakan Metrosiantar.com (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Kapolda Papua Kesal, Kecewa, Pusing...Dikira Polisi Main-main?!

Siang itu, mereka bertemu di ruangan RDS. Kemudian, RY br P menyodorkan surat tersebut untuk ditandatangani. Namun beberapa menit berselang, HN keluar dari dalam ruangan terlapor.

Tinggallah Ry br P bersama RDS di ruangan tersebut. RY br P pun meminta agar RDS menandatangani surat tersebut. Namun, RDS menolak dengan alasan harus ada tanda tangan Sekretaris Inspektorat di dalam surat tersebut.

BACA JUGA: Pasangan Ini Laporkan TPA ke Polisi Lantaran Banyak Memar Di Tubuh Anaknya

“Padahal di surat itu nggak ada kulihat tempat tanda tangan sekretaris. Tapi dibilangnya harus ada dulu tanda tangan sekretaris supaya dia bisa menandatangani surat itu,” papar HD menirukan ucapan istrinya.

Usai menolak permintaan penandatangan surat tersebut, RDS tiba-tiba bangkit dari tempat duduk mendekati RY br P. “Orang itukan duduk berhadap-hadapan. Tiba-tiba berdiril terlapor, terus dijumpainya istriku,” ucap HD.

“Kebetulan memang ada tato mainan tangan kanan istriku. Dipegangnya tangan istriku itu. Terus dibilangnya kalau tato istriku itu cantik,” ungkapnya lagi.

Mendapatkan perlakuan itu, RY br P menolak dan memberikan perlawanan, meminta RDS tidak melakukan hal tersebut. “Waktu dipegang tangan, melawanlah istriku. Janganlah gitu, Pak, kata istriku samanya. Terus berdiri istriku mau keluar dari ruangan itu,” ucapnya.

Namun lagi-lagi, saat RY br P hendak pergi meninggalkan ruangan, RDS tiba-tiba memeluk korban dari belakang.

“Rupanya pas mau keluar istriku, tiba-tiba dipeluknya dari belakang. Terus dibilangnya kalau dia sangat suka sama istriku. Disuruhnya lagi istriku supaya memeluk dan mencium dia,” papar HD.

Melihat situasi itu, RY br P langsung melepaskan pelukan itu dan langsung berlari meninggalkan ruangan tersebut.

“Sambil nangis istriku itu lari. Habis itu, kepala (inspektorat) itupun langsung lari juga dan pergi dari kantor itu. Istriku langsung cerita sama pegawai lain soal kejadian itu,” katanya.

Setelah kejadian itu berlangsung, HD tidak langsung mengetahui hal tersebut. Kejadian tersebut ia ketahui sekira pukul 13.00 WIB. Aksi itupun terungkap lantaran terlapor menghubunginya.

“Sebelumnya aku nggak tahu kejadian itu. Akupun tahu karena dihubunginya. Kira-kira jam 1 lah itu. Tiba-tiba ada nomor baru yang menghubungi. Waktu kuangkat, rupanya yang menghubungi Kepala Inspektorat itu. Ngomonglah kami. Terus dibilangnya supaya istriku datang ke rumahnya untuk menandatangani surat itu. Ya akupun berterimakasih juga sama dia pas ditelepon itu. Baik-baiknya kami ngomong,” ujarnya.

Setelah itu, HD mulai menaruh rasa curiga dan menemui istrinya. “Jumpalah aku sama istriku di rumah. Karena aku sudah curiga, kutanya sama istriku apakah dia selingkuh sama kepalanya itu. Bertengkar juga kami waktu itu. Habis bertengkar aku langsung keluar rumah. Waktu di jalan aku ditelepon istriku. Disuruh pulang. Pulanglah aku. Sampai di rumah kulihat istriku sudah pucat dan menangis. Di situlah diceritakannya kejadian itu,” jelasnya.

Mendengar cerita itu, HD langsung naik pitam dan langsung meninggalkan rumah pergi ke Kantor Inspektorat, bermaksud menemui terlapor mempertanyakan hal tersebut.

“Setelah kudengar cerita istriku, aku langsung ganti baju dan pergi ke kantor Inspektorat menemui terlapor. Rupanya dia nggak ada di sana. Kutelepon dia. Adu mulut kami saat bertelepon. Kubilang sama dia kalau aku menunggu di kantornya. Setengah jam kemudia barulah dia datang,” ucapnya.

Setelah bertemu di kantor Inspektorat, aksi adu mulut pun terjadi. “Adu mulut juga kami. Tapi nggak sempat main pukul. Hanya kuludahi saja dia karena dia terus menghindar dan membantah. Dibilangnya pula kalau istriku yang dekat-dekat sama dia,” pungkasnya.

“Hari itu kami langsung melapor ke Polres, tapi memang di situ belum diterima laporannya. Semalamlah baru diterima,” sebut HD.

“Nggak ada kata maaf dan berdamai. Biarlah hukum yang membuktikan siapa yang salah dan benar. Dan, kami juga membawa pengacara untuk mengusut kasus ini,” tegas HD lagi.

Dia berharap, pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus tersebut. “Untuk pihak kepolisian, segera diusut tuntaslah,” pintanya.

Sementara, Kasubbag Humas Polres Siantar AKP Isril Noer, membenarkan pihaknya tengah menangani kasus tersebut. “Laporan pengaduan korban sudah kita terima dan saat ini kasusnya masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut,” katanya.

Dalam laporan polisi, disebutkan bahwa terlapor disangkakan melanggar pasal 289 subs 294 KUH-Pidana tentang perbuatan cabul dan asusila.

BACA: Dituduh Peluk PNS Perempuan, Pak Bos: Aku Hanya Menunjuk Tato di Tangannya

Terpisah, Sekda Kota Siantar Donver Panggabean yang hendak dimintai komentarnya terkait persoalan yang melibatkan bawahannya, yang bersangkutan tidak bersedia mengangkat telepon saat dihubungi. SMS yang dilayangkan pun tak dibalas. (fes/ara)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BAHAYA! Balikpapan Siaga Satu Demam Berdarah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler