Alasan Kemenkes Libatkan Babinsa dan Babinkamtibmas untuk Tracing COVID-19

Selasa, 09 Februari 2021 – 17:36 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan melibatkan Babinsa dan Babinkamtibmas untuk tracing Covid-19. Foto: Antara Foto/Rivan Awal Lingga/aww.

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan melibatkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI dan Bintara Pembina Keamanan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) Polri untuk melakukan penelusuran kontak erat atau tracing kasus positif COVID-19.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, saat ini Kemenkes baru mencatat sebanyak 5.000 orang yang menelusuri kasus positif.

BACA JUGA: Panglima TNI Kerahkan Puluhan Ribu Personel untuk Lakukan Tracing Covid-19 di Jawa dan Bali

Menurut Budi, jumlah saat ini masih jauh dari syarat yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Yakni sebanyak 30 ribu orang yang menelusuri per 100 ribu penduduk.

"Kami kontak dengan Babinsa dan Babinkamtibmas karena masing-masing mereka punya sekitar 60 ribu sampai 80 ribu anggota hampir di seluruh desa," kata Budi dalam rapat kerja di Komisi IX DPR, Jakarta, Selasa (9/2).

BACA JUGA: Testing dan Tracing yang Terlambat Bakal Menimbulkan Kerugian Besar, Termasuk Buat Negara

Menurut Budi, jumlah yang menelusuri kasus positif akan meningkat drastis ketika Babinsa dan Babinkamtibmas turut terlibat. Saat ini Indonesia membutuhkan sekitar 80 ribu orang yang bisa menelusuri kasus positif. 

"Mereka diajari bagaimana melakukan tracing," ujar menteri yang biasa disebut BGS ini.

BACA JUGA: Tegas, Letjen Doni Monardo Minta Tracing Semua Warga yang Berpotensi di Petamburan

Lebih lanjut, kata Budi, pihaknya telah mendapatkan lampu hijau dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam pelibatan Babinsa sebagai tracing

Nantinya, seluruh Babinsa bakal berlatih mengenai pemanganan tracing terhadap masyarakat yang berkontak dengan pasien positif Covid-19.

"Mereka diajari bagaimana melakukan tracing begitu ada kontak erat. Kami kasih target mereka bisa enggak 15-30 orang dalam dua pekan sebelumnya di terindentifikasi dalam 72 jam di-trace," ujar dia.

"Begitu sudah dapat orang-orang ini harus segera dites, tesnya harus dengan tes antigen supaya cepat, itu akan kami distribusikan ke Puskesmas," kata Budi. (ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler