jpnn.com, JAKARTA - Liga 1 Indonesia rencananya akan kembali bergulir 1 Oktober mendatang.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto meminta penyelenggara melakukan tes reaksi berantai polimerase (PCR) pada para pemain.
BACA JUGA: PSSI Sudah Ajukan Anggaran Timnas ke Kemenpora, Konon Diterima Sesmenpora
Bukan menerapkan tes cepat (rapid test) untuk memastikan para pemain tak terpapar COVID-19.
"Pertama adalah pada saat masuk itu harus di-swab PCR. Karena dulu ada yang nawar rapid test karena lebih murah, ini bukan masalah murah atau tidaknya, karena potensi body contact-nya tinggi yah," ujar Gatot dalam diskusi daring di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (29/7).
BACA JUGA: Saran Pemda DIY Untuk Pelaksanaan Liga 1 Indonesia
Gatot mengatakan, tes kesehatan saat melanjutkan kompetisi harus dilakukan secara ketat.
Hal tersebut merujuk pada aturan yang dikeluarkan oleh federasi-federasi sepak bola di Eropa, seperti Inggris, Spanyol dan Jerman.
BACA JUGA: Ferdinand Sinaga Siap Bawa PSMS Medan Promosi ke Liga 1
Menurut dia, para pemain di benua Eropa melakukan tes PCR secara berkala, baik itu beberapa hari sebelum bertanding maupun sesudah pertandingan.
Hasilnya pun terbukti, hingga musim 2019/2020 usai, tidak ada pemain yang dilaporkan positif.
"Tetapi sekali lagi, lebih baik kita patuh pada peraturan kesehatan daripada melampiaskan karena ini sudah bosan, sudah menunggu lama. Enggak ada maksud dari gugus tugas atau pemerintah untuk membatasi," ucapnya.
Ia juga berharap klub menerapkan protokol yang ketat terhadap para pemain, jika tidak ada pertandingan. Apalagi PSSI dan PT. LIB akan memusatkan sebagian markas tim di Yogyakarta.
"Saya bercanda ke beberapa manajer (klub sepak bola) jangan sampai nanti di Yogyakarta menjadi klaster baru karena DIY kan relatif stabil," pungkas Gatot.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang