jpnn.com, JAKARTA - Principal Galaxy Sumatra Henry Nugroho menuturkan, ada beberapa alasan yang mendorong orang Indonesia membeli properti di luar negeri.
Salah satunya adalah diversifikasi aset. Namun, masih ada faktor lain yang memicu orang tertarik berinvestasi properti di luar negeri.
BACA JUGA: Menanti Investor Hilirisasi Kelapa Sawit
“Mulai untuk tempat tinggal anak yang bersekolah di luar negeri, investasi hari tua, bahkan ada yang berencana pindah tempat tinggal,’’ kata Henry, Selasa (20/11).
Saat ini Galaxy Properti mencatat penjualan properti luar negeri sekitar sepuluh persen dari total transaksi.
BACA JUGA: Indef: Seharusnya Batam Bisa Lebih Hebat dari Daerah Lain
Sebanyak 90 persen sisanya tetap properti lokal. Menurut Henry, peluang mendorong sektor properti domestik tetap terbuka.
’’Misalnya, memasarkan produk lokal bagi para wisatawan asing. Secara network, kami siap. Sebab, agen properti di Indonesia sudah punya koneksi yang kuat dan baik dengan agen di luar negeri,’’ imbuh Henry.
BACA JUGA: Saran Kadin untuk Pemerintah soal Investasi
Sementara itu, Principal Raywhite Satelit Bambang Budiono menyebutkan, negara yang diminati untuk berinvestasi adalah Australia dan Malaysia.
Sebelumnya, Singapura menjadi lokasi utama. Namun, pengenaan pajak di Singapura membuat investor beralih ke negara-negara lain.
’’Pajak pembeli di Malaysia ditetapkan lima persen. Di Australia, pajak pembeli 12–12,5 persen, bergantung setiap daerah. Selain pajak, suku bunga kredit juga relatif rendah,’’ kata Bambang. (res/c14/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Investor Oman Ingin Tanam Modal di Kaltim
Redaktur & Reporter : Ragil