Alasan Presiden Memerintahkan Luhut Cs Mengawasi 9 Provinsi Ini

Kamis, 17 September 2020 – 21:34 WIB
Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan.

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi memerintahkan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menkes Terapan Agus Putranto dan Kepala BNPB Doni Monardo untuk mengawasi sembilan provinsi.

Ada sejumlah alasan mengapa presiden memberikan atensi terhadap sembilan daerah itu.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, sembilan provinsi itu ialah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua dan Bali.

Pemilihan provinsi-provinsi itu dengan mempertimbangkan sejumlah hal.

BACA JUGA: Katanya Mau Fokus ke Kesehatan, Kok Masalah Covid-19 di 9 Provinsi Diserahkan ke Pak Luhut?

Pertama dilihat dari jumlah kasus aktifnya, kedua laju insidensi atau kecepatan penambahan kasus, ketiga dari persentase kematian, keempat laju kematian dan kelima karena karakteristik wilayahnya.

Wiku juga membedah kondisi per provinsi. Pertama, Sumatera Utara, cenderung terjadi peningkatan status risiko kabupaten atau kota dalam seminggu terakhir.

Rinciannya pada 27 dari 33 kabupaten atau kota berzona oranye.

"Hanya satu kabupaten atau kota tidak terdampak, yaitu Nias. Sedangkan penyumbang 50 persen jumlah kasus terpusat pada satu daerah, yaitu kota Medan," jelasnya.

Oleh karena itu, jika ada penurunan kasus di Kota Medan maka akan berdampak pada peningkatan yang baik.

Kedua, DKI Jakarta menjadi peringkat kedua nasional kenaikan kasus tertinggi.

BACA JUGA: Anggap Masa Kritis Covid-19 Tinggal 2 Bulan Lagi, Pak Luhut Semangati UMKM

Merupakan peringkat pertama nasional jumlah kasus tertinggi dan tidak ada kota berzona kuning maupun hijau di DKI Jakarta.

"Ini menjadi perhatian nasional agar kinerjanya bisa diperbaiki," ujarnya.

Ketiga, Jawa Barat di mana daerah penyangga ibu kota DKI Jakarta, yakni Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Depok adalah penyumbang kasus tertinggi sebesar 70 persen.

BACA JUGA: Pak Luhut Bicara soal UMKM, Optimistis Banget soal Target

Jawa Barat tidak ada kabupaten atau kota berzona hijau. Dan kenaikan kasus positif sebesar 9,3 persen selama seminggu terakhir ini.

Keempat, Jawa Tengah ada penambahan kasus positif selama 4 minggu berturut-turut.

Per 13 September 2020, mengalami kenaikan kasus mingguan sebesar 52 persen.

Sebesar 53 persen kasus positif berasal dari Kota Semarang. Persentase kematian 6,45 persen lebih tinggi dari rata-rata nasional.

"Ada 30 dari 35 kabupaten atau kota di Jawa Tengah berada dalam zona oranye. Mari kita bersama-sama memperbaiki kondisi ini," jelasnya.

Kelima, Jawa Timur dengan persentase kematian 7,25 persen yang lebih tinggi dari rerata nasional. Penyumbang kasus terbanyak yakni Kota Surabaya sebesar 35 persen.

Pada 28 dari 38 kabupaten atau kota berada di zona oranye dan menduduki peringkat ke-4 laju kematian tertinggi di Indonesia (0,539).

"Bila kita memperbaiki kondisi di Kota Surabaya akan berkontribusi besar di dalam kinerja Jawa Timur," lanjutnya.

Keenam, Bali mengalami kenaikan kasus positif mingguan yang signifikan selama 4 minggu berturut-turut. Menduduki peringkat keempat provinsi dengan insidensi kasus tertinggi (171,39 per 100 ribu penduduk).

Selain itu, Bali juga termasuk dalam provinsi dengan kenaikan kematian tertinggi selama 1 Minggu terakhir yakni 72 persen.

Dari 9 kabupaten atau kota, 6 di antaranya merupakan zona merah dan 3 zona oranye.

Ketujuh, Kalimantan Selatan mengalami kenaikan kasus positif sebesar 10,3 persen, peningkatan kasus ini tinggi terdapat di Kota Banjarmasin, Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tapin. Proporsi angka kematian sebesar 4,16 persen.

"Ada perbaikan siginifikan pada zona risiko tinggi (zona merah), yang berkurang jadi 3 kabupaten atau kota dan yang risiko sedang menjadi 10 kabupaten atau kota. Kondisi ini harus diperbaiki dari waktu ke waktu," kata Wiku.

Kedelapan, Sulawesi Selatan kasusnya meningkat dalam 4 pekan sebelumnya. Pekan terakhir mengalami penurunan 18,7 persen dari minggu sebelumnya.

Kabupaten atau kota mengalami kasus signifikan di antaranya Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Bone, dan Kepulauan Selayar.

Proporsi kematian sebesar 2,85 persen dan Kota Makassar menyumbangkan 55,55 persen kematian di Sulawesi Selatan dalam pekan terakhir.

Kesembilan, Papua mengalami kenaikan kasus signifikan dalam 5 pekan terakhir, sebesar 43,2 persen dari pekan sebelumnya.

Angka kesembuhan mengalami sedikit penurunan dari pekan sebelumnya, dari 79,70 persen menjadi 76 persen.

Di Papua, zona hijau terdapat 13 kabupaten atau kota (44,83 persen), zona risiko sedang berkurang menjadi 8 kabupaten atau kota (27,59 persen) dan zona risiko rendah bertambah menjadi 8 kabupaten atau kota (27,59 persen). (tan/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler