Alat Pembunuh Bakteri yang Bisa Diserap Tubuh

Sabtu, 10 Mei 2014 – 06:21 WIB

jpnn.com - BEBERAPA pasien mengalami infeksi setelah menjalani operasi. Sebagian kasus dapat ditangani dengan pemberian obat. Tetapi kini, semakin banyak bakteri yang kebal terhadap antibiotik.

Untuk mengatasinya, seorang profesor di Universitas Illinois mengembangkan cip antibakteri yang menakjubkan.

BACA JUGA: Pria yang Merokok Sejak Usia Dini Beresiko Punya Anak Obesitas

"Beberapa infeksi dapat ditangani dengan obat-obatan atau pendekatan farmasi, tetapi lebih banyak bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik. Pada kasus semacam itu, akan lebih baik jika memiliki pendekatan non farmasi, sesuatu yang tidak bergantung pada antibiotik," kata profesor bidang Material Science di Universitas Illinois, John Rogers, seperti dilansir laman ABC.net.au, Kamis (8/5).

Karena alasan tersebut, ia kemudian menciptakan mekanisme pencegahan infeksi pascaoperasi dengan menggunakan perangkat elektronik. Perangkat tersebut akan ditanamkan pada akhir proses operasi.

BACA JUGA: Tak Ingin Cepat Pikun? Cepat Lakukan Ini

Namun, perangkat elektronik yang ditanamkan di dalam tubuh tentu harus diangkat melalui operasi tambahan. Dan sayangnya, operasi tambahan berisiko menimbulkan infeksi.

Yang menakjubkan, tidak perlu dilakukan operasi tambahan untuk menyingkirkan alat pembunuh bakteri buatan Rogers. Sebab perangkat itu dapat luruh diserap tubuh.

BACA JUGA: Kunci Hubungan Serius Terbuka Soal Seks

Ia sengaja menciptakan perangkat elektronik dengan bahan penyusun menyerupai jaringan biologis, yakni lembaran silikon tipis dengan substrat dari karet.
Bahan itu dapat memuai, melengkung, dapat diletakkan di permukaan yang kompleks, dan dapat meluruh tanpa menimbulkan bahaya pada tubuh.

Mengantisipasi efek biologis yang mungkin diakibatkan, Rogers menjelaskan masih perlu dilakukan uji klinis pada hewan dan manusia.

Perangkat elektronik super kecil dengan tebal 100 nanometer itu bekerja membunuh bakteri dengan panas yang dihasilkannya. Ia memperoleh dan menyimpan energi yang berasal dari gerakan jantung, paru-paru, atau diafragma.

Lantas dua minggu kemudian, perangkat itu akan menghilang begitu saja, diserap tubuh. Pasien pun terbebas dari infeksi dan tidak perlu menjalani operasi tambahan.

"Kami merancang materi ini agar umur hidupnya hanya sekitar dua minggu, dan itu sama dengan periode tertinggi munculnya infeksi pada pasien," pungkas Rogers. (fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diet DASH Cegah Batu Ginjal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler