jpnn.com, KAPUAS - Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) dan Yayasan BOS (Borneo Orang Utan Survival Foundation) melepasliarkan tiga orangutan yang telah di rehabilitasi beberapa waktu lalu.
Usai dilakukan pelepasan, kini ketiga orang utan itu diamati oleh Tim Post-Release Monitoring (PRM). Saat proses pengamatan terhadap Unyu, salah satu orang utan yang dilepasliarkan, tim menyaksikan pertemuan kembali Unyu dengan Alba, satu-satunya orang utan albino yang pernah diketahui.
BACA JUGA: Ibu Kandung Delis Minta Mantan Suaminya Dihukum Mati
Direktur KKH Indra Exploitasia mengatakan, saat mereka mengatahui hal itu, pihaknya sangat gembira. Mengingat Alba dan Unyu sebelumnya bersama menjalani proses rehabilitasi di Yayasan BOS Nyaru Menteng.
"Tim PRM yang terdiri dari rekan-rekan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya dan Yayasan BOS saya minta untuk terus mengamati perkembangan Alba ini sampai tiga bulan ke depan. Kami benar-benar ingin memastikan Alba bisa hidup mandiri dan sejahtera di hutan,” ujar dia dalam keterangannya, Jumat (28/2).
BACA JUGA: Lina Akhirnya Ungkap Alasan Potong Organ Vital Suaminya, Oh Ternyata
Indra menerangkan, tiga tahun silam tepatnya pada 29 April 2017, BKSDA Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Kepolisian Sektor Kapuas Hulu, dan Yayasan BOS menyelamatkan orang utan Alba, di Desa Tanggirang, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Setelah menjalani rehabilitasi selama hampir dua tahun di Nyaru Menteng, Alba dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya di TNBBBR pada 18 Desember 2018 silam.
BACA JUGA: Guru Bejat Garap Siswi dengan Iming-iming Nilai Bagus
Kepala BTNBBBR Agung Nugroho menambahkan, Tim PRM terdiri dari orang-orang terpilih, sebagian besar di antaranya masyarakat lokal, yang bertugas untuk memastikan para orang utan yang dilepasliarkan di Taman Nasional ini hidup liar namun sejahtera.
Partisipasi mereka juga menjamin keberlanjutan program, satu hal yang sangat penting dalam upaya pelestarian alam, dan keanekaragaman hayati.
“Saya menerima laporan bahwa Alba ini setiap kali diamati tampak bisa menjelajah jauh, makan banyak sekali pakan alami, dan membuat sarang di mana-mana,” kata Agung.
Sementara itu, CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk bekerja bersama dengan Direktorat KKH, dan BTNBBBR dalam melaksanakan pengamatan, dan pemantauan orang utan hasil pelepasliaran di taman nasional ini.
"Melalui upaya bersama ini, akan meningkatkan kesuksesan upaya pelestarian orangutan, dan habitatnya, khususnya di Kalimantan Tengah," ungkapnya. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan