jpnn.com, TASIKMALAYA - Delis, 13, siswi SMPN 6 Kota Tasik, Jawa Barat, ditemukan tewas dengan mengenaskan di gorong-gorong sekolahnya.
Pelakunya ternyata Budi Rahmat, 45, ayah kandung korban sendiri. Budi juga telah mengakui semua perbuatannya.
BACA JUGA: Endang Saputra Tetap Mengaku Sebagai Polisi Aktif Padahal sudah Dipecat
Sebagaimana dilansir radartasikmalaya.com, Kamis (27/2) siang, Budi mengaku khilaf telah membunuh putrinya itu.
“Saya benar-benar khilaf kang dan saya benar-benar menyesal,” akunya sambil berlinang air mata sebagaimana dilansir radartasikmalaya.com.
BACA JUGA: Pelaku Pembunuhan Siswa SD Itu Akhirnya Terungkap, Oh Ternyata
Terang pelaku, saat Kamis (23/1) sore sebelum kejadian sekitar pukul 16.00 WIB, ia didatangi putrinya, saat sedang bekerja di rumah makan di Jalan Laswi.
“Ya, anak saya datang untuk meminta uang study tour. Saya sedang tak punya uang,” terangnya.
BACA JUGA: Ganda Winata Tak Diberi Ampun, Pembunuh Sadis Itu Langsung Ditembak Mati
“Karena saya tak punya uang, lalu kasbon ke bos saya Rp100 ribu. Dan Rp200 ribu lagi saya ambil dari celengan di rumah. Dan dia saya suruh menunggu di rumah kosong dekat rumah makan saya kerja,” sambungnya.
Karena total uangnya hanya Rp300 ribu dan kurang Rp100 ribu, lalu terjadi perdebatan ketika pelaku menyerahkan uang study tour tersebut.
“Lalu ribut-ribut dan saya gelap mata. Saya cekik lehernya. Saya menyesal dan sungguh menyesal,” bebernya.
Ia menambahkan, saat diketahui korban meninggal, ia kembali ke tempat kerjanya. Dan jasad korban ditinggal sementara di rumah kosong itu.
“Usai kerja, saya kembali ke rumah itu. Lalu jasadnya saya bonceng naik motor dari rumah kosong ke gorong-gorong sekolah,” jelasnya.
Terungkapnya kasus kematian Delis, 13, siswi SMPN 6 Kota Tasikmalaya, membuat ibu kandung Wati Fatmawati, 46, merasa lega dan meminta pelaku dihukum mati.
“Banyak yang lain mengatakan ke saya kematian Delis karena kecelakaan. Tetapi, saya tak percaya dan tetap yakin perasaan saya kalau anak saya dibunuh,” ujar Wati saat ditemui di rumahnya, Kamis (27/2) pagi.
Ibu kandung korban, Wati Candrawati, 46, mengungkapkan, sejak jasad anaknya ditemukan, ia tak pernah bertemu mantan suaminya itu. Mereka memang telah bercerai lebih dari lima tahun lalu.
Saat Delis dinyatakan hilang sejak Kamis (23/1/2020), dirinya menemui mantan suaminya itu Jumat (24/1/2020). “Saya sengaja datang karena dia bilang ke guru yang mendatanginya bahwa Delis ada sama dia. Tetapi ternyata tidak ada,” kata Wati.
Kemudian bertemu lagi saat di RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore. “Terakhir melihat dia saat jenazah dibawa ke kamar mayat rumah sakit, Senin (27/1) sore. Sejak itu tak pernah melihat lagi. Ketika kami menggelar tahlilan, dia juga tidak datang,” ujarnya.
Tadinya, lanjut Wati, dirinya berharap ayah kandung Desi bisa hadir dan memberikan sumbangan untuk pelaksanaan tahlil.
Tapi nyatanya sampai hari ke tujuh tahlinan, dia tak memperlihatkan batang hidungnya lagi. Menurut Wati, mantan suaminya sudah menikah lagi dan bekerja di sebuah rumah makan di Jalan BKR.
BACA JUGA: Guru Bejat Garap Siswi dengan Iming-iming Nilai Bagus
“Ia sudah menikah lagi dan setiap bulan memberi uang untuk anak-anaknya Rp100 ribu,” ujarnya.(*)
Redaktur & Reporter : Budi