Alexander Sebut Masih Ada Penyangkalan Ketika Seseorang Terjangkiti Covid-19

Sabtu, 26 Juni 2021 – 22:18 WIB
Petugas medis di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, melakukan penanganan kepada warga yang diduga terpapar virus Covid-19, Kamis (24/6). Foto: Ricardo/JPNN com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Alexander K Ginting menyebut masih banyak penyangkalan dilayangkan ketika seseorang menderita Covid-19.

Misalnya, kata alumnus Universitas Indonesia itu, ketika seseorang hanya bergejala ringan saat menderita Covid-19, pihak tersebut hanya menyebut dirinya mengalami flu. 

BACA JUGA: Kabar Duka: Ifan Meninggal Dunia, Kondisi Mengenaskan Begini

Begitu pula, kata Alexander, saat gejala yang didapati masuk kategori berat. Orang banyak yang bilang menderita tifus ketimbang menyebut terjangkiti Covid-19.

"Artinya banyak penyangkalan, untuk Covid-19 saja disangkal. Itu persoalannya," katanya dalam keterangan secara virtual, Sabtu (26/6).

BACA JUGA: Buronan Kasus Penyiraman Air Keras Diringkus saat Berbuat Dosa, Tuh Lihat

Namun, kata Alexander, orang akan pergi ke rumah sakit dan mengaku terjangkiti Covid-19 ketika kondisi mulai memburuk. Hal inilah yang mengakibatkan kondisi rumah sakit menjadi penuh pada suatu waktu.

"Persoalannya masyarakat yang kontak, yang bergejala atau terkonfirmasi, selalu menyangkal dirinya (kena Covid-19, red). Sembunyi di rumah," beber purnawirawan TNI itu.

BACA JUGA: Subroto Nekat Tabrak Mobil Opsnal yang Mencegatnya, Setelah Diperiksa, Ternyata

Seharusnya, kata Alexander, seseorang tidak perlu menyangkal jika terinfeksi Covid-19. Upaya mencegah penularan virus SARS-Cov-2 lebih mudah dilakukan jika ada keterbukaan seseorang.

"Jadi kalau positif, bilang saja positif. Jangan pula pergi ke warteg, ke tempat pecel lele, padahal positif. Kemudian duduk di situ, makan bersama. Itu salah satu mencederai orang normal atau yang sehat," bebernya.

Namun, Alexander memahami penyangkalan ada karena stigma buruk kepada penderita Covid-19.

Tidak sedikit publik mengucilkan seseorang yang nyata-nyata berstatus pasien positif Covid-19.

BACA JUGA: Pulang Dugem, Ada Sisa Ekstasi di Mobil, 4 Oknum Polisi Tak Berkutik, Begini Akhirnya

"Jadi, penjual bakso kalau dia positif, kemudian ketahuan, masyarakat tidak mau beli lagi baksonya, padahal dia sudah sembuh," beber dia. (ast/jpnn)


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler