Alhamdulillah, MILF Ikut Memburu Komplotan Abu Sayyaf

Jumat, 06 Mei 2016 – 08:33 WIB
Foto ilustrasi AFP

jpnn.com - ZAMBOANGA – Upaya pemerintah Filipina untuk membebaskan para sandera yang masih ditawan kelompok bersenjata Abu Sayyaf mendapat bantuan Moro Islamic Liberation Front (MILF).

MILF menyatakan bahwa pihaknya turun tangan untuk memburu kelompok penyandera. 

BACA JUGA: Tidak Ada Waktu Lagi Untuk Lunak Pada ISIS

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Militer MILF Sammy Al Mansour. ”Saya telah memerintahkan orang-orang kami di Sulu untuk memetakan lokasi para penyandera,” katanya ketika dihubungi via telepon kemarin. 

Sammy mengakui bahwa target utamanya adalah memetakan kelompok yang kemarin mengunggah video ancaman pembunuhan terhadap dua sandera Eropa dan satu orang Filipina. 

BACA JUGA: Tas Kulit IPHONE Lebih Kondang Dibanding HP iPhone

Namun, dia juga mengatakan bahwa pihaknya mencari tahu lokasi kelompok yang menyandera empat warga negara Indonesia (WNI). 

”Kami akan mencari tahu sebanyak-banyaknya. Kami juga berharap bisa menemukan kelompok lain (penyandera, Red),” paparnya. 

BACA JUGA: Mengerikan! Abu Sayyaf Rilis Video Pemenggalan Kepala Sandera

MILF dan Abu Sayyaf kini memang tak akur lagi. Sebelumnya, dua kelompok itu bersinergi untuk melawan tentara pemerintah Filipina. Hanya, sejak awal mereka mempunyai perbedaan ideologi. 

Abu Sayyaf selalu punya visi jihad global dan berafiliasi dengan Al Qaeda. Sementara itu, MILF lebih bersifat perjuangan kedaerahan. 

Bibit keretakan muncul ketika pemimpin MILF Ustad Hashim Salamat meninggal dunia pada 2003. Lalu, keretakan mencapai puncaknya setelah penandatanganan perjanjian damai antara MILF dan pemerintah Filipina pada 2012.

Di Mindanao, ada empat kelompok bersenjata paling besar. Yakni, MILF, MNLF, Abu Sayyaf, dan NPA (New People’s Army, kelompok komunis).

Namun, yang paling besar adalah MILF. Kekuatan angkatan bersenjatanya mencapai 120 ribu personel. Basisnya berada di Mindanao bagian timur. Mulai Cotabato, Marawi, hingga Davao. 

Dengan perjanjian perdamaian itu, tentu saja MILF kini menjadi salah satu mitra pemerintah Filipina di Mindanao. Juga, persinggungan antara MILF dan Abu Sayyaf tak terelakkan.

Padahal, sebelumnya mereka mempunyai kamp bersama dan menjadi safe haven bagi pelatihan kelompok militan Islam dari seluruh dunia, utamanya dari Indonesia. Di sanalah para pentolan JI sempat bersembunyi, berlatih, dan menghimpun kekuatan.    

Sammy menyatakan bahwa pihak Abu Sayyaf sudah melakukan sesuatu yang dilarang Islam.

”Perbuatan mereka (menculik dan membunuh, Red) adalah perbuatan yang anti-Islam. Kami sangat mengutuknya,” ucapnya. Menurut dia, pelacakan terakhir menunjukkan bahwa para sandera Eropa dan penculiknya masih berada di kawasan Sulu. 

Dia mengatakan, pihaknya siap berbagi informasi dengan militer soal upaya pelacakan tersebut. ”Di lapangan, sudah ada koordinasi yang baik antara kami dan pihak militer,” terang dia. (ano/c11/sof)  

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lucu tapi Berkesan: Foto Penambang Batu Bara, Sebelum dan Setelah Bekerja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler