Alhamdulillah, Penyaluran KPR Lampaui Target

Kamis, 10 September 2015 – 07:39 WIB
Foto: dok.Jawa Pos

jpnn.com - SURABAYA – Minat masyarakat membeli rumah masih tinggi, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Indikasinya, portofolio penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi sangat baik, bahkan melampaui target.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan KPR nonsubsidi yang masih di bawah target meski masih tetap baik.

BACA JUGA: Begini Strategi Adhi Karya agar Penumpang LRT Bisa Ngopi Santai

Kepala Wilayah 2 PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Jateng, Jatim, Bali, NTT, NTB Adi Suharto Atmadja memaparkan, per Agustus 2015 penyaluran KPR fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sudah mencapai 100 persen.

Dari target Rp 545 miliar, tercapai Rp 546 miliar. ’’Memang yang FLPP lebih bagus,” ujarnya kemarin (9/9).

BACA JUGA: AXA Life Gandeng Shell Berikan Perlindungan Kecelakaan

Sementara itu, penyaluran KPR nonsubsidi masih tercapai 82,2 persen. Dari target Rp 3,1 triliun, baru tercapai Rp 2,5 triliun. Kendati mencatatkan kinerja yang bagus, Adi mengakui, permasalahan utama pada KPR FLPP adalah bahan baku alias tanah. Di wilayah kerjanya, Adi ditargetkan mampu menyalurkan KPR FLPP 45.846 unit.

Namun, hingga Agustus 2015, baru tercapai 18.583 unit atau sekitar 40 persen dari target. Adi mengungkapkan sangat sulit mendapatkan lahan dengan harga murah untuk rumah subsidi, terutama di kota-kota besar. Dia pun menyiasati masalah tersebut dengan mencari lahan di kabupaten dan kota yang agak jauh dari ibu kota provinsi.

BACA JUGA: Ini 10 Inti Paket Kebijakan Ekonomi ala Jokowi

’’Misalnya, di Jember, Banyuwangi, Tulungagung, Trenggalek, dan Jombang masih ada lahan. Kami juga membantu dan memfasilitasi koperasi karyawan untuk menjadi pengembang,” sambungnya. Fasilitas itu, kata dia, berupa pendidikan gratis untuk anggota koperasi karyawan di lembaga Housing Financial Center milik BTN.

Para anggota koperasi karyawan akan dididik soal hukum, perizinan, tata keuangan, dan hal lain terkait dengan persiapan untuk menjadi pengembang. Housing Financial Center itu baru dibuka pada Mei 2015. Selain memberikan edukasi, BTN memfasilitasi kredit pemilikan lahan untuk pengembangan rumah bersubsidi.

Kredit tersebut adalah bantuan permodalan bagi pengembang, yakni sebesar 50 persen dari biaya pemilikan atau pembebasan lahan.

’’Tapi, setinggi-tingginya maksimal Rp 7,5 miliar. Dengan upaya-upaya ini, kami berharap pengadaan rumah bersubsidi makin mudah karena bank sudah siap menyalurkan kredit,” kata Adi. (rin/c7/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Dorong Kerja Sama Keuangan Pusat dan Daerah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler