Ali Fauzi Sebut Tiga Ledakan di Surabaya Bom Induk Setan

Senin, 14 Mei 2018 – 09:43 WIB
Kondisi kerusakan sepeda motor yang di akibatkan ledakan bom di GPPS Jemaat Sawahan di Jalan , Arjuno, Surabaya Minggu (13/5). Foto: Ahmad Khusaini/Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Mantan kombatan Jamaah Islamiyah Ali Fauzi menilai peledakan bom di Surabaya yang menyasar tiga titik sekaligus, Minggu (13/5), tergolong serangan gagal.

Menurutnya, dengan skema serangan di tiga titik sekaligus, pelaku berharap korban jiwa akan tinggi. Namun, harapan tersebut gagal karena eksekusi yang masih dianggap amatir.

”Untung saja eksekusinya seperti itu. Sebab, skema serangan dirancang untuk membunuh sangat banyak,” kata mantan teroris yang kini mendirikan Yayasan Lingkar Perdamaian tersebut.

Dia menganalisis, serangan itu dirancang tak lebih dari dua hari. ”Sepertinya, bahan-bahannya sudah ada, tinggal membuat firing device saja,” imbuhnya.

BACA JUGA: Pernyataan Sikap Insani Madina terkait Bom Surabaya

Bahan peledak yang digunakan pelaku adalah TTAP (triacetone triperoxide), bahan peledak yang dikenal dengan nama populer bom induk setan. Ali Fauzi menduga bahwa high explosives yang digunakan pelaku masing-masing mencapai sekitar 4 kg. ”Melihat daya ledaknya seperti itu, kemungkinan beratnya ya seperti itu,” katanya.

TTAP adalah bahan yang mudah didapat dan dibuat. Terutama di kalangan ikhwan jihadi. Karena itulah, bahan tersebut selalu menjadi bahan peledak dalam aksi terorisme 2011 ke belakang. Sebab, gampang membuatnya.

BACA JUGA: Kaitan Antara Aman Abdurrahman, Zainal Ansori, dan Dita

Dugaan TTAP itu muncul setelah dia melihat asap ledakan. Selain TTAP, teroris di Indonesia kadang menggunakan ramuan yang dikenal sebagai black powder. Bahan yang hampir sama dipakai para nelayan untuk menangkap ikan, yang biasa disebut bom bondet.

BACA JUGA: Lala dan Ita Biasa Main di Halaman, Diajak Ledakkan Bom

BACA JUGA: Seribu Personel GP Ansor Terjun Jaga Surabaya

Tapi, dari asap ledakan yang ada, Ali Fauzi menyatakan, hampir tidak mungkin bahannya black powder. ”Jika black powder, asapnya lebih pekat dan hitam. Tidak putih seperti itu,” tambahnya.

Kendati menilai bahwa aksi kemarin tidak terlalu berhasil, Ali Fauzi meminta aparat untuk terus mewaspadai sel-sel baru teroris itu. ”Mereka terus belajar. Sebab, mereka mempunyai ketekunan, nyali, dan kekerasan hati yang tak mudah ditekuk,” ucapnya. ”Soal teknis bisa dengan mudah dipelajari,” tambahnya. (c10/ano)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Otak Peledakan Bom di Surabaya Baru Pulang dari Syria


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler