Alih Fungsi Hutan Memperparah Dampak Longsor di Bandung Barat

Kamis, 28 Maret 2024 – 14:13 WIB
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan foto visualisasi drone kondisi perbukitan Cibenda, Cipongkor, Bandung Barat, Jawa Barat setelah dan sebelum dilanda bencana longsor dalam siaran daring bertajuk 'Disaster news update' yang dipantau dari Jakarta, Kamis (28/3/2024) (ANTARA/M Riezko Bima Elko P)

jpnn.com - JAKARTA - Alih fungsi hutan menjadi salah satu penyebab dampak longsor di di Cipongkor dan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat makin parah.

Bencana longsor telah mengakibatkan sejumlah korban meninggal dunia, ratusan unit rumah rusak dan ribuan warga mengungsi.

BACA JUGA: Longsor di Bandung Barat, 11 Korban Masih Hilang

Demikian dikemukakan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Kamis (28/3).

Dia mengatakan berdasarkan citra satelit dan visualisasi pesawat tanpa awak (drone), terlihat beberapa area hutan di bagian atas perbukitan Cibenda, Cipongkor telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian dan persawahan.

BACA JUGA: BNPB Merilis Dampak Gempa Tuban Bermagnitudo 6,5

Selanjutnya, vegetasi hutan rimbun yang ada pada sisi Barat Daya dan Timur Laut perbukitan Cibenda juga tampak telah ditanami tanaman hortikultura.

"Perubahan itu mengakibatkan hilangnya vegetasi yang berperan penting dalam menjaga stabilitas tanah. Saat dilanda hujan tanah menjadi longsor dan menimbun permukiman penduduk yang tepat di bawah bukit," ujarnya.

BACA JUGA: Banjir di Demak, 24.436 Warga Masih Mengungsi

Abdul lebih lanjut mengatakan alih fungsi hutan untuk lahan pertanian tidak dilarang, tetapi harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan disertai rekayasa teknis untuk mencegah terjadinya bencana.

Dari analisis yang dilakukan BNPB diketahui persawahan di kawasan terdampak longsor menerapkan sistem terasering tradisional untuk mencegah erosi atau pengikisan tanah.

Hal demikian sebagaimana umumnya lahan persawahan di kawasan perbukitan yang dapat ditemukan di wilayah Indonesia lainnya.

“Maka dalam rencana jangka panjang kami merekomendasikan supaya masyarakat direlokasi ke tempat yang lebih aman, atau harus ada rekayasa engginering secara alami atau buatan sehingga melindungi ketika terjadi intensitas hujan tinggi,” ucapnya.

Data laporan Pusdalops BNPB menunjukkan bencana longsor telah merusak 30 unit rumah penduduk di Desa Cibenda.

Sebanyak 28 unit di antaranya mengalami rusak berat nyaris rata dengan tanah, termasuk merusak dua unit tempat ibadah dan dua unit sarana pendidikan.

Kemudian, untuk lokasi bencana di Rongga, sebanyak 71 unit rumah rusak berat, enam rusak sedang dan 142 unit rusak ringan.

Lalu ada 45 unit rumah lainnya yang terancam bencana susulan dan masih dalam pantauan tim tanggap darurat Bandung Barat.

Setidaknya hingga Kamis pagi jumlah korban yang dihimpun ada sebanyak 1.610 orang warga mengungsi ke tempat pengungsian yang disiapkan, masing-masing 527 orang jiwa warga di Cipongkor dan 1.083 jiwa warga di Rongga.

Sebanyak 10 orang warga dinyatakan hilang dalam pencarian dan empat di antaranya ditemukan meninggal dunia setelah tertimbun material longsor yang berkedalaman hingga 30 meter oleh tim SAR gabungan. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Berita Terpopuler: KPK Beri Kabar Korupsi PT Taspen, Belum Ditemukan, 10 Orang Meninggal


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler