Alumni IISIP Kecam Kampanye Hitam

Sabtu, 07 Juni 2014 – 01:26 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Ikatan Alumni Politik IISIP Jakarta mengecam segala cara bentuk kampanye hitam, dan negatif dalam pemilihan presiden 2014 ini.

Sekretaris Jenderal Ikapol IISIP Edward Panggabean menegaskan, harusnya pendukung atau tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden memberi pendidikan politik kepada rakyat.

BACA JUGA: Desak SBY Jaga TNI agar Tetap Netral di Pilpres

“Tidak saling lempar isu dan mempropaganda rakyat," kata Edward, di Jakarta, Jumat (6/6).

Ia melihat, saat ini para pendukung diduga sudah mulai saling melakukan kampanye negatif terhadap sosok kedua pasangan. Bahkan, ia pun mengkritik, banyak oknum pengamat politik ikut menjadi 'kompor' dan terkesan berpihak kepada salah satu pasangan kandidat.

BACA JUGA: Ruko Samarinda Roboh, 12 Tewas

Bahkan, lebih pelik lagi isu-isu keterlibatan TNI melalui Babinsa, isu agama, isu korupsi dimainkan.

"Harusnya pengamat itu melihat sisi humanis para kandidat dengan hal yang positif, jangan ikut mengompori hal-hal negatif. Ada pengamat diundang diskusi-diskusi kerap berbicara dengan sinis membahas persoalan HAM, kebebasan pers, boneka, simbol-simbol. Itukan aneh, koq saling memojokan?” kata Edward tak habis pikir.

BACA JUGA: Surya Paloh Sempat Ragukan Sosok Jokowi

Ia menyesalkan kritikan-kritikan pedas juga datang dari oknum pengamat-pengamat polik dan terkesan mereka hanya menjagokan pasangannya yang dianggap paling benar.

“Ironisnya bila pengamat itu memojokan satu pasangan capres-cawapres tertentu,” papar Edward.

Mantan anggota Himapol dan juga aktivis intra kampus 98 itu mengaku miris pertarungan pilpres tahun ini karena rakyat dikomporin dengan isu-isu politik yang tidak mendidik.

“Apa ini bentuk kegalauan dari pendukung, atau simpatisan bila pasangannya bakal kalah,” ujar Edward.

Lebih jauh dia mengingatkan pilpres bukan melihat menang dan kalah. Tapi bagimana membangun bagsa ini ke depan.

“Meski saya akui tak salah juga untuk mengingatkan sisi-sisi persoalan dari para sosok kandidat itu agar rakyat mengetahui. Tapi tidak terus menerus digulirkan. Sehingga rakyat dibuat terpecah-pecah," ujarnya.

Karenanya, Ikapol IISIP berharap kepada pendukung, simpatisan bahkan pengamat politik tidak mengompori atau memecah belah pikiran rakyat. Ia menjelaskan, biarlah rakyat sebagai pemilih menilai siapa sosok pemimpin negeri ini untuk lima tahun mendatang.

"Karena pertarungan antar kandidat ini diikuti dua kandidat saja. Jadi kita imbau janganlah terkesan memojokan pasangan tertentu dengan membuat opini atau isu-isu negatif terus menerus. Tapi ajarkan rakyat untuk berpikir positif," pinta pendiri majalah kampus Demos itu. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Membunuh Karakter, Prabowo Dicerca Lebih Buruk dari Setan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler