ALZI Academy and Healthy Aging Center Resmi Didirikan, Cegah Salah Kaprah soal Demensia

Jumat, 20 September 2024 – 22:10 WIB
Alzheimer's Indonesia (ALZI) bekerja sama dengan Unika Atma Jaya resmi mendirikan ALZI Academy dan Healthy Aging Center yang pertama di Indonesia. Foto: dok ALZI

jpnn.com, JAKARTA - Alzheimer’s Indonesia (ALZI) bekerja sama dengan Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya bersama sejumlah mitra kerja resmi mendirikan ALZI Academy dan Healthy Aging Center yang pertama di Indonesia. Peresmiannya bertepatan dengan bulan Alzheimer September 2024 ini.

ALZI Center ini akan berguna sebagai sarana pembelajaran lintas generasi, memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para pelaku dunia kesehatan dan keluarga, serta memberikan ruang aman dan nyaman bagi para lansia dan ODD untuk tetap beraktivitas.

BACA JUGA: Lestari Moerdijat Dorong Pemerintah Cegah Meningkatnya Kasus Demensia di Indonesia

Pembentukan ini sebagai komitmen untuk mencegah salah kaprah dan stigma buruk tentang Alzheimer di kalangan masyarakat umum dan pelaku dunia kesehatan.

Stigma buruk ini terungkap berdasarkan laporan Alzheimer Dunia 2024 yang dipublikasikan oleh Alzheimer’s Disease International (ADI) dan survei yang dianalisis oleh London School of Economics and Political Science (LSE). Laporan tersebut menemukan bahwa 80 persen masyarakat masih salah kaprah soal demensia adalah bagian normal dari penuaan dan bukan kondisi medis. Terjadi peningkatan 14% terkait kaprah ini sejak survei terakhir dilakukan 2019.

BACA JUGA: Cegah Serangan Alzheimer dengan Mengonsumsi 8 Makanan Ini

Satu survei ini mendapat tanggapan dari 40.000 orang di 166 negara, 700 orang dari Indonesia dan hasilnya dimuat dalam laporan utama, Laporan Alzheimer Dunia: Perubahan global dalam sikap terhadap demensia 2024.

“Pandangan yang tidak akurat tentang demensia ini menjadi perhatian utama, terutama dari para pelaku dunia kesehatan, karena bisa menunda diagnosis dan akses ke pengobatan, perawatan, dan dukungan yang tepat,” kata CEO ADI Paola Barbarino.

BACA JUGA: Simak Pengalaman Penderita Demensia Alzheimer, Akibat Stres Pekerjaan

Barbarino mengatakan diperlukan persamaan persepsi dengan para pelaku dunia kesehatan untuk lebih mudah memahami bahwa demensia adalah kondisi medis yang disebabkan oleh serangkaian penyakit, yang mana Alzheimer adalah yang paling umum.

“Ini disebabkan kondisi medis sehingga diagnosis yang tepat bisa diberikan. Ini membuka pintu bagi kombinasi perawatan dan dukungan yang bisa memungkinkan orang untuk hidup lebih lama dengan baik, untuk tetap bekerja, di rumah, dan di masyarakat,” tegasnya.

Sebanyak 88% orang dengan demensia menyatakan bahwa mereka pernah mengalami stigma, meningkat 5 persen sejak 2019

ADI mengatakan kesalahpahaman yang terus berlanjut ini melanggengkan stigma bagi orang dengan demensia.

Oleh karena itu, ALZI Academy dan Healthy Aging Center ini dianggap penting untuk menurunkan stigma buruk dan memberikan edukasi tentang demensia terhadap masyarakat.

Regional Director Alzheimer Disease International dan Founder Alzheimer Indonesia DY Suharya mengatakan ALZI Center ini adalah buah dari advokasi yang telah dilakukan selama 11 tahun terakhir. ALZI Center ini diharapkan bisa mendorong masyarakat agar lebih berdaya untuk mengatasi stigma.

“Selain itu, ALZI juga menyadari makin banyak dampak gaya hidup terhadap risiko terkena kondisi tersebut, dengan lebih dari 58 persen masyarakat umum percaya bahwa demensia disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Sementara 45 persen kasus demensia dilaporkan dipengaruhi oleh hanya 14 faktor risiko yang dapat dimodifikasi, ini merupakan kemajuan yang penting,” ujarnya.

ALZI dan Atma Jaya merupakan role model dalam perannya bermitra di Regional Asia Pacific. Hal ini karena ALZI merupakan member dari Alzheimer’s Disease International sebuah organisasi federasi lebih dari 100 organisasi Demensia Alzheimer sedunia yang berdiri sejak 1984.

“Terbentuknya ALZI Academy & Healthy Aging Center harapannya juga bisa menjadi platform lintas generasi yang bisa menginspirasi organisasi Alzheimer dalam bermitra dengan institusi akademi di negaranya masing-masing,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama anggota Dewan Kehormatan Alzheimer Indonesia, yang juga didiagnosa demensia, Bapak William Buntoro mengaku merasa beruntung bisa mengetahui secara lengkap terkait demensia Alzheimer dan bergabung dalam komunitas tersebut.

“Namun saya juga sadar bahwa akan ada lebih banyak orang yang akan mendapat manfaatnya jika mereka atau anggota keluarga mereka memiliki akses ke informasi, layanan, dan bantuan di kotanya masing-masing. Untuk itu saya berharap pemerintah dan seluruh elemen masyarakat bisa menyadari kegentingan ini dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi mereka yang menuju lansia,” tutur William.

Sementara, Linus Setiadi Ketua Pengurus Yayasan Atma Jaya menyatakan mendukung pembentukan ALZI Academy dan Healthy Aging Center.

“Hal ini karena visi misi Yayasan Atma Jaya memiliki irisan dengan ALZI sebagai mitra untuk mewujudkan center of excellence di bidang pendidikan dan kesehatan serta berkontribusi terhadap bangsa dan negara. Terbentuknya ALZI Academy dan Healthy Aging Center diharapkan menghasilkan generasi yang tidak hanya cakap, tetapi juga memiliki empati, sesuai dengan salah satu nilai inti Atma Jaya yaitu kepedulian terhadap sesama,” ujar Linus.

Senada, Rektor Unika Atma Jaya Prof. Dr. dr. Yuda Turana SpN menyatakan sejak 2016 Unika Atma Jaya selalu bersama ALZI menjalin kemitraan kuat dan membawa manfaat untuk semua.

Dia memastikan generasi muda khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi dan prodi lainnya bisa berkontribusi untuk isu demensia dan kelanjutusiaan ini.

“Melalui ALZI Academy & Healthy Aging Center ini menjadi kontribusi konkret dari kemitraan lembaga/institusi akademik dengan organisasi non-profit Komunitas Peduli Alzheimer di Indonesia dan untuk ke depannya akan tercipta Dementia Care Champion yang tersertifikasi. Unika Atma Jaya dengan unggulan bidang lansia dengan pendekatan multidisiplin. Salah satu unggulan Tri Darma Perguruan Tinggi Unika Atma Jaya adalah pendekatan komprehensif manajemen demensia Alzheimer,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui di Indonesia, ada 1,2 juta Orang Dengan Demensia (ODD). Angka tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 4 juta pada 2050 (Alzheimer’ Disease Internasional)

Survei menunjukkan sebanyak 65% profesional kesehatan dan perawatan salah mengira demensia adalah bagian normal dari penuaan, naik dari 62% pada tahun 2019.Sebanyak 88% orang yang hidup dengan demensia menyatakan mengalami diskriminasi, naik dari 83% pada tahun 2019.

Kemudian 31% orang yang hidup dengan demensia menghindari situasi sosial karena khawatir mengenai reaksi orang lain dan 47% pendamping berhenti menerima undangan untuk mengunjungi keluarga dan teman.

Laporan Alzheimer Dunia: Perubahan global dalam sikap terhadap demensia 2024, yang dilakukan oleh Alzheimer’s Disease International (ADI) didukung London School of Economics and Political Science (LSE), dirilis pada tanggal 20 September menjelang Hari Alzheimer Sedunia pada 21 September. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler