Amankan Senjata Api dari Kediaman Terduga Teroris

Senin, 16 Mei 2011 – 09:01 WIB

SOLO - Usai menewaskan dua terduga teroris dalam baku tembak di Gang Kantil, JlTentara Pelajar, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Sabtu dini hari lalu, Detasemen Khusus Antiteror (Densus) 88 belum juga berhenti bergerak

BACA JUGA: MA Hukum 16 Hakim Nakal

Kemarin petang (15/5), sejumlah anggota Densus 88 dibantu 35 personel Brimob  dan 50 anggota Polresta Solo menggeledah rumah orang tua terduga teroris Sigit Qurdhowi


Proses penggeledahan ini cukup membuat warga sekitar rumah terkejut

BACA JUGA: Tertinggi di Kemenag dan Kemendiknas

Pasalnya, polisi yang datang langsung mendobrak pintu dan memecahkan kaca depan rumah yang berada di Gang Arjuna VI/3 RT 1/ RW 4 Kampung Brondongan, Kelurahan Serengan, Solo
Petugas gabungan tersebut mulai datang ke tempat kejadian perkara (TKP) dari sejak pukul 15.00 - 17.30

BACA JUGA: JK Heran Cucu Sudah Pakai iPad



Begitu datang mereka langsung mengamankan lokasi sekitar rumahNah, saat mendobrak pintu, terdengar suara cukup kerasSuara ini kontan memancing warga sekitar untuk mendekatNamun, begitu ada warga yang mendekat, sejumlah polisi langsung mencegahnya

Polisi ini membentak warga agar tak mendekat lokasi rumahTak hanya membentak warga, sejumlah anggota polisi tak segan mengusir wartawan yang sempat berusaha mendekatSama saat mengusir warga, polisi juga membentak wartawan untuk tidak mendekati lokasi rumah ini

Hanya sekitar 30 menit, polisi menggeledah rumah iniSebuah mobil ikut masuk ke dalam halaman rumahMobil ini digunakan untuk mengangkut sejumlah barang yang disita dari dalam rumah tersebutSekitar pukul 18.00, penggeledahan ini berakhir

Ketua   RW IV Kampung Brondongan Sukarni Putro Nagoro menyatakan, sekitar pukul 11.00 beberapa anggota polisi meminta izin ketua RT dan RW untuk masuk ke rumah SigitMereka juga meminta dirinya dan ketua RW untuk ikut dalam penggeledahan tersebut

Begitu dia dan ketua RW masuk ke dalam rumah itu, proses penggeledahan sudah hampir selesai"Begitu masuk, prosesnya sudah selesaiTadi yang saya tahu, ada sejumlah barang yang dikumpulkan di depan kamar untuk kemudian disita petugas," jelasnya di depan pagar rumah itu

Sayangnya untuk rincian barang-barang yang disita tersebut, pria berusia 67 tahun ini tidak dapat mengingatnya dengan baikIa hanya ingat jumlah barang yang disita dalam penggeledahan tersebut ada 15 jenisBarang-barang tersebut kebanyakan diambil Polisi dari kamar Sigit Qurdhowi

Benda - benda itu antara lain, uang tunai Rp 53,2 juta, sejumlah kepingan VCD, senjata api, pentungan kayu sepanjang satu meter, kaset pita, kaus hitam bertulis kalimat tentang jihad, rompi, serbuk arang, semen putih, dan pupuk urea"Untuk barang bukti (BB) lainnya, saya tidak ingat persisAkan dibawa ke mana semua BB yang disita itu, dari petugas hanya bilang akan dibawa ke markas," urainya

Sementara satu sepeda motor dan satu mobil yang terpakir di depan teras rumah tidak ikut dibawa petugas"Kondisi di rumah baik-baik saja, tidak terlalu berantakanDari depan barang kali memang terlihat seperti ituSebab, kaca-kaca di depan rumah yang pecah bertebaran di lantai," ungkapnya

Setelah dilakukan penggeledahan ini, tambah Sukarno, mulai kemarin sore rumah terduga teroris dijaga ketat oleh petugas kepolisian"Sampai kapan penjagaan di rumah terduga teroris akan dilakukan kami tidak diberi tahuTetapi yang jelas selama rumah ini masih dipasangi police line maka akan tetap dijaga oleh petugas," ujarnya.

Ketua RT 1 Aris Nugroho, 51, yang saat itu juga mendampingi ketua RW turut menambahkan jika selama ini warga di kampungnya senantiasa diimbau untuk mengedepankan komunikasi dengan lingkungan sekitar"Warga di sini, setiap Selasa Kliwon selalu kumpul untuk rapat RTPak Wiharto (ayah Sigit Qordhowi) selalu aktif mengikuti rapat RTNamun untuk Sigit memang jarang terlihat pulang ke rumah," ucapnya.

Setelah kejadian yang mencatut salah seorang warganya sebagai terduga teroris ini, pihak RW dan RT akan lebih meningkatkan kewaspadaanTerlebih pada orang atau tamu dari luar wilayah kampungnyaSedangkan untuk pertemuan warga, tensi pertemuan antarwarga akan lebih ditingkatkan kembali.

Sementara itu, warga tempat asal kelahiran Hendro Junianto, 35, di Dukuh Cemani Baru, RT 3/RW 15, Desa Cemani, Kecamatan Grogol menyatakan tidak akan menolak jika jenazahnya akan dimakamkan di desa tersebut.

Menurut penuturan Ketua RT XV Desa Cemani, Kateni, kalau memang jenazah Hendro akan dimakamkan di kampong tersebut, ia maupun warga tidak ada masalahPasalnya, bapak dua anak tersebut memang merupakan warga Cemani Baru"Lagi pula, sebagai sesama muslim sudah seharusnya ngrumati jenazah seorang muslimJadi silakan saja kalau mau dimakamkan di sini," jelasnya.

Ia menambahkan, jika boleh memberikan saran, ada baiknya jenazah tidak disemayamkan di rumah duka, namun disemayamkan di masjid sekaligus disalatkanSetelah itu langsung dimakamkan di TPU Cemani, yakni TPU Danyung"Tapi itu baru sebatas masukanLagi pula sampai saat ini keluarga juga belum membicarakan masalah pemakamanTerakhir ketemu Pak Manto (ayah Hendro, Red) soal anaknya, ia hanya menyatakan apa yang menimpa anaknya memang sudah jalannyaSebagai anak yang sudah berkeluarga dan tinggal terpisah, bapaknya tidak mau mencampuri urusan rumah tangga anaknya tersebut," tutur Kateni.   

Terkait keseharian Hendro, Kateni mengaku, selama ini dikenal sebagai anak yang baik, namun pendiamKarena itu, banyak warga yang menganggap Hendro sombong, karena sifat pendiamnya tersebutSelama ini, sehari-hari, Hendro berjualan cakuwe di depan SD untuk menghidupi istri dan dua anaknya yang masih kecilHendro pun, selama ini dikenal aktif berkegiatan di masjid bersama remaja di Dukuh Cemani Baru.

"Anaknya baik, kalau ketemu saya selalu salamanKebetulan, sejak punya anak satu ia tinggal di sebelah Pos Jaga Pamsimas tempat saya kerjaJadi tiap hari ketemu, tapi sejak dua setengah bulan lalu pindah, katanya mengontrak di Ngronggah, SanggarahTerakhir saya ketemu 10 Mei lalu, pas membetulkan talang yang bocor," kenangnya.

Sedangkan menurut penuturan Sri Suwarni, 71, tetangga Hendro, sikap lelaki ini mulai berubah menjadi sosok yang cenderung tertutup sejak memiliki anakSebelumnya, ia dikenal sebagai orang yang ramah dan aktif ikut kegiatan di kampungnyaTermasuk, kerja bakti Minggu.

"Istrinya juga baikDulu istrinya tidak pakai cadar, tapi semenjak sikap suaminya berubah, istrinya pakai cadarTapi, masih baik dengan tetanggaCuma Hendro-nya yang jadi dingin dan cuek dengan lingkungan," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Cemani Slamet, mengatakan, polisi sudah mengambil sampel darah kedua orang tua Hendro, yakni Manto dan Marjiyem, Sabtu sore (14/5)"Kemarin (Sabtu,Red) saya ikut menyaksikan saat petugas medis yang datang bersama polisi mengambil sampel orang tua Hendro di rumahnyaPetugas sendiri datang sekitar pukul 16.00Polisinya ada empat orang, sedangkan petugas medis ada dua orang," jelasnya.

Rumah orang tua Hendro sendiri, berdasar pantauan Radar Solo, relative sepiSaat mencoba menemui orang tuanya, ayah Hendro, Manto enggan berkomentar banyakIa menolak saat wartawan meminta wawancara.?Sak niki keluargo nembe berduka, mengke mawon yen mpun padang (sekarang keluarga masih berkabung, nanti saja kalau sudah tenang)," ujarnya.Namun, ia sempat menjawab belum tahu keberadaan jasad anaknyaJuga belum tahu kapan jenasah anaknya datang(fin/vj/nan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rakyat Tak Butuh Pemimpin Peragu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler