Amerika Cs Gelar Konferensi Internasional tentang Muslim Uighur, China Panik

Sabtu, 08 Mei 2021 – 22:00 WIB
Pelajar dari etnis Uighur mempelajari Alquran dan Hadis di Institut Islam Xinjiang, Kamis (03/01/2019). Lembaga tersebut difasilitasi pemerintah Tiongkok untuk mencetak para imam yang bebas dari pengaruh radikalisme dan ektremisme. Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

jpnn.com, BEIJING - Rencana Amerika Serikat bersama sekutunya menggelar pertemuan internasional tentang penindasan terhadap muslim Uighur ternyata cukup membuat China kalang kabut.

Beijing pun mendesak semua negara anggota PBB  agar tidak menghadiri kegiatan yang didukung Inggris dan Jerman tersebut. 

BACA JUGA: Masjid di Wilayah Muslim Uighur Dulu Dipadati 5 Ribu Jemaah, Sekarang Turun Drastis

"Acara ini bermotivasi politik. Kami meminta perwakilan Anda untuk tidak berpartisipasi dalam acara anti China ini," demikian catatan yang dibuat oleh perwakilan China di PBB, seperti dilihat Reuters pada Jumat (7/5).

China menuduh bahwa penyelenggara acara tersebut, yang juga mencakup beberapa negara Eropa lainnya bersama dengan Australia dan Kanada, menggunakan "masalah hak asasi manusia sebagai alat politik untuk mencampuri urusan dalam negeri China seperti Xinjiang, untuk menciptakan perpecahan dan ketidakstabilan serta mengganggu pembangunan China".

BACA JUGA: Soal Etnis Uighur, Budiman Sudjatmiko Nilai Tindakan Pemerintah China Sudah Tepat

"Mereka terobsesi untuk memprovokasi konfrontasi dengan China," demikian isi catatan itu.

Perwakilan China di PBB juga menambahkan bahwa "peristiwa provokatif hanya dapat menyebabkan lebih banyak konfrontasi."

BACA JUGA: China Sampaikan Peringatan Keras untuk Perusahaan Asing Pembela Muslim Uighur

Duta besar AS, Jerman, dan Inggris akan berpidato pada acara yang akan berlangsung virtual Rabu pekan depan (12/5), bersama dengan Direktur Eksekutif Human Rights Watch Ken Roth dan Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnes Callamard.

Berdasarkan undangan yang disebarkan ke anggota PBB, tujuan dari acara tersebut adalah untuk "membahas bagaimana sistem PBB, negara anggota, dan masyarakat sipil dapat mendukung dan membela hak asasi manusia para anggota komunitas etnis Turki di Xinjiang".

Negara-negara Barat dan kelompok hak asasi menuduh pihak berwenang di Xinjiang menahan dan menyiksa orang Uighur di kamp-kamp, yang oleh AS disebut sebagai genosida. Pada Januari, Washington melarang impor kapas dan produk tomat dari Xinjiang atas tuduhan kerja paksa.

Beijing menyangkal tuduhan tersebut dan menggambarkan kamp itu sebagai pusat pelatihan kejuruan untuk memerangi ekstremisme agama.

"Beijing telah mencoba selama bertahun-tahun untuk menggertak para pemerintah agar bungkam tetapi strategi itu telah gagal total, karena semakin banyak pihak dan negara-negara maju menyuarakan kengerian dan kebencian atas kejahatan China terhadap Uighur dan Muslim Turki lainnya," kata direktur Human Rights Watch untuk PBB, Louis Charbonneau. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler