Amerika Ogah Lanjutkan Terapi Plasma Darah untuk Pasien COVID-19, Ada Apa?

Kamis, 04 Maret 2021 – 06:09 WIB
Maude Sweeney, 78, dari St. Albans, Virginia Barat menerima vaksin virus corona (COVID-19) di St. Albans, Virginia Barat, Amerika Serikat, Jumat (12/2/2021). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Stephen Zenner/HP/sa

jpnn.com, WASHINGTON DC - Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) telah menghentikan uji coba plasma darah konvalesen dalam pengobatan pasien COVID-19 bergejala ringan hingga sedang lantaran sepertinya tidak memberikan khasiat pada kelompok ini.

Pada Selasa (2/3) waktu setempat, NIH menyampaikan bahwa keputusan itu berdasarkan pada temuan dewan pemantau data independen.

BACA JUGA: Sembuh dari COVID-19, Doni Monardo Donor Plasma Konvalesen di PMI DKI

Langkah NIH dilakukan kurang dari dua bulan setelah uji coba internasional plasma konvalesen dihentikan lantaran tidak adanya khasiat yang ditemukan.

Riset lainnya yang dilakukan di India dan Argentina juga tidak mendapati manfaat yang jelas bagi pasien COVID-19 parah.

BACA JUGA: Seperti ini Cara SIG Dukung Program Plasma BUMN Untuk Indonesia

Uji coba di AS mendaftarkan 511 dari 900 partisipan, baik yang diberikan plasma darah dari pasien sembuh COVID-19 atau maupun plasebo.

Analisis baru-baru ini mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam proporsi pasien yang membutuhkan pengobatan darurat, harus dirawat di rumah sakit atau meninggal dalam waktu 15 hari usai memasuki uji coba, kata NIH. (ant/dil/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA JUGA: Pemerintah Siapkan Wisma Atlet jadi Bank Plasma Konvalesen


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler