Badan otoritas di Amerika Serikat telah mengizinkan pemakaian vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech bagi anak-anak berusia mulai 12 tahun. Presiden AS Joe Biden meminta agar vaksin tersebut segera diedarkan.
Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) AS mengatakan pihaknya sedang mengurus izin penggunaan darurat (EUA) vaksin Pfizer yang diharapkan dapat memvaksinasi jutaan anak berusia 12 sampai 15 tahun.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Saya Minta Semua Kepala Daerah Hati-hati
Pfizer akan menjadi vaksin pertama di AS yang diperuntukkan bagi kelompok usia tersebut, dan dianggap sebagai langkah penting bila ingin kembali membuka sekolah seperti sedia kala.
Presiden AS Joe Biden telah meminta agar vaksin ini dapat segera diedarkan bagi kelompok remaja sesegera mungkin.
BACA JUGA: Kepanikan Muncul Setelah Melbourne Berlakukan Lockdown untuk Keempat Kalinya
"Harapan saya jika vaksin ini sudah memiliki izin, orangtua dapat memanfaatkannya dan membawa anaknya untuk divaksinasi," ujar Presiden Biden.
"Pemberian izin pemakaian ini akan melindungi populasi muda dari COVID-19, dan membawa kita lebih dekat pada rasa normal serta membantu mengakhiri pandemi," kata wakil komisaris FDA Janet Woodcock.
BACA JUGA: Joe Biden Mendadak Bicara soal Asal-usul COVID-19, Sepertinya China Harus Siap-Siap
"Orangtua dan wali perlu percaya bahwa kami mengamati data yang tersedia dengan teliti dan cermat, seperti yang juga kami lakukan ketika mengurus izin pemakaian darurat vaksin COVID-19," kata Dr Jane.
Kebanyakan anak yang terpapar COVID-19 hanya mengalami gejala ringan atau tidak bergejala sama sekali.
Namun, bukan berarti tidak ada risiko sakit parah.
Selain itu, mereka juga masih bisa menyebarkan virus.
Maret lalu, Pfizer-BioNTech mengeluarkan hasil uji klinis vaksin Pfizer pada kelompok yang lebih muda.
Dalam uji coba tersebut, terdapat 2.260 remaja dan 18 kasus COVID-19 di dalam kelompok yang mendapat plasebo, dan nol kasus pada penerima vaksin.
Menurut badan tersebut, hasil uji coba ini menunjukkan tingkat kemanjuran 100 persen dalam mencegah penyakit tersebut.
Bila AS memvaksinasi anak berusia 12 hingga 18 tahun secara massal, aturan pemakaian masker dan jaga jarak dapat segera dilonggarkan.
Pfizer memperkirakan data keamanan dan kemanjuran vaksin bagi anak berusia di antara dua dan 11 tahun akan dikeluarkan bulan September dan berencana untuk memperluas cakupan izin EUA bagi kelompok usia ini. Apakah akan terjadi juga pada remaja Australia?
Amerika Serikat sedang berada pada tahap akhir program vaksinasi.
Di sana, warga berusia di atas 16 tahun sudah diperbolehkan menerima vaksin.
Pemerintahan Biden telah menargetkan agar 70 persen populasinya paling tidak sudah menerima dosin pertama vaksin pada 4 Juli.
Lebih dari 150 juta orang di AS, atau sekitar 46 persen populasinya, sudah menerima paling tidak dosis pertama vaksin COVID.
Australia sudah memulai fase 2a vaksinasi awal bulan ini bagi warga di atas 50 tahun dan warga Aborigin di atas 18 tahun.
Perhitungan persentase populasi warga Australia yang sudah menerima dosis pertama belum tersedia, namun 2,7 juta dosis pertama dan kedua sudah diberikan pada sebagian dari populasi berjumlah 25 juta.
Belum ada vaksin COVID-19 di Australia yang sudah diizinkan untuk anak-anak. Penggunaan Pfizer baru diizinkan bagi kelompok usia di atas 16 tahun ke atas dan AstraZeneca hanya diperuntukkan bagi warga di atas 50 tahun.
Namun vaksinasi bagi anak bukanlah hal yang jauh dari kenyataan di Australia.
Program Imunisasi Nasional Australia sudah memberikan vaksin gratis bagi bayi dan anak di bawah 12 tahun untuk menangkal banyak penyakit yang berbeda.
Pihak berwenang AS menganjurkan jadwal vaksinasi yang sama bagi anak di bawah 12 tahun.
Namun, badan pengatur obat-obatan Australia, yaitu Badan Obat Terapeutik (TGA), belum mengeluarkan vaksin COVID apapun untuk anak-anak karena sedikitnya bukti kemanjuran.
"Ini karena jumlah uji coba yang mengatakan vaksin ini efektif dan aman bagi kelompok umur tersebut masih terbatas," ujar TGA dalam situsnya.
"Ke depannya ada rencana uji coba untuk anak-anak. Sampai sekarang, belum ada bukti bahwa di masa depan anak-anak tidak diizinkan menerima vaksini ini."
Diproduksi oleh Natasya Salim dari artikel ABC News.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satgas Imbau Masyarakat Tidak Termakan Hoaks Mengenai Informasi Covid-19