Negara bagian Victoria dengan ibu kota Melbourne memberlakukan kembali 'lockdown' setelah angka penularan lokal bertambah dalam waktu dua hari.
Mulai pergantian hari Jumat, 'lockdown' diberlakukan selama tujuh hari di Melbourne dan kawasan lainnya di Victoria.
BACA JUGA: Satgas Imbau Masyarakat Tidak Termakan Hoaks Mengenai Informasi Covid-19
Jumat pagi, Pemerintah Victoria mengumumkan ada empat kasus baru, sehingga total kasus COVID-19 saat ini menjadi 30.
Hanya ada lima alasan yang memperbolehkan warga untuk keluar rumah, termasuk mendapatkan vaksinasi.
BACA JUGA: Menko PMK: Pemerintah Berupaya Mengantisipasi Penyebaran Varian Baru Covid-19
Sementara itu usaha yang tidak masuk dalam kategori esensial, seperti penata rambut, penyedia hiburan, dan pusat kebugaran terpaksa ditutup.
Bella Drummond, pekerja café di Melbourne, adalah salah satu dari sekitar 500.000 orang Victoria yang termasuk pekerja kasual.
BACA JUGA: Gedung RS Milik Rohadi Dijadikan Tempat Karantina Pasien Covid-19
"Saya pekerja kasual, jadi kalau saya tidak bekerja, saya tidak dibayar," kata Bella.
"Tapi itu tidak berarti bahwa pengeluaran saya berhenti. Saya harus membayar sewa rumah, bayar internet, biaya sekolah, beli bahan makanan, bayar mobil, tagihan lain," ujarnya.
Dia bekerja terakhir kalinya di sebuah café di South Yarra, kemarin (27/05), sebelum café itu menutup seluruh layanan makan di tempat karena lockdown.
Pelajar penuh waktu berusia 22 tahun ini mengaku tidak punya uang tabungan di bank dan tidak memiliki kartu kredit.
"Sebenarnya saya sedikit khawatir," ujarnya.
"Ketidakpastian ini [adalah yang mengkhawatirkan]. Saya tidak tahu kapan giliran kerja berikutnya. Saya tidak tahu dari mana asal pendapatan saya berikutnya. Saya tidak tahu bagaimana saya akan membayar sewa rumah saya." Berapa biaya lockdown selama tujuh hari?
Perkiraan awal dari kelompok lobi Small Business Australia menyebutkan harga yang harus dibayar selama lockdown tujuh hari di Victoria bernilai AU$1 miliar, atau dalam arti lain nilai dari aktivitas ekonomi yang hilang.
Sementara Grattan Institute memperkirakannya lebih rendah, yakni AU$900 juta.
Danielle Wood, CEO Grattan Institute mengatakan meski tidak diketahui nilainya secara pastio, tapi biaya untuk membiarkan virus merajalela akan jauh lebih mahal dalam jangka panjang.
"Begitu virus menyebar di masyarakat, pasti akan ada pukulan ekonomi," katanya.
"Meskipun lockdown singkat itu mahal, tapi kemungkinannya lebih murah daripada membiarkan virus tidak terkendali."
Sementara itu analisis dari Commonwealth Bank pagi ini memperingatkan lockdown bisa saja terus berlanjut sampai vaksinasi COVID-19 secara menyeluruh tercapai.
"Lockdown ini terasa lebih lama dan lebih luas daripada yang dilaksanakan pada pertengahan Februari. Mobilitas masyarakat diperkirakan akan turun lagi dari tingkat puncaknya selama pandemi," kata Gareth Aird, analis Commonwealth.
"Meskipun demikian, kami memperkirakan gangguan terhadap konsumsi tidak akan separah lockdown sebelumnya. Bisnis dan konsumen telah beradaptasi dengan COVID-19."
"Dan siklus lockdown ini akan berlanjut sampai vaksin didistribusikan lebih luas. Dalam pandangan kami, peningkatan vaksinasi yang signifikan mungkin diperlukan agar mobilitas menjadi lebih tinggi."
Artikel ini dirangkum Mariah Papadopoulos dari laporan aslinya yang bisa dibaca di sini.
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satgas Covid-19 Yakin Vaksin Sinopharm Memiliki Tingkat Efikasi Tinggi