Amien Rais: Tanpa Malaikat Lapor, Allah Sudah Tahu

Selasa, 12 Maret 2019 – 15:06 WIB
Amien Rais. Foto: Charlie Lopulua/Indopos/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengatakan, para calon pemimpin pemuja uang yang maju di Pilpres dan Pemilu Legislatif 2019 semakin vulgar menaklukkan rakyat. Terutama menjelang pemungutan suara 17 April mendatang.

Caranya, dengan bagi-bagi uang, sembako dan sejumlah cara lain agar nantinya dipilih oleh rakyat.

BACA JUGA: Ingin Bertemu Prabowo? Datang ke Gelanggang Remaja

Meski demikian, mantan Ketua MPR ini meyakini, semakin politik uang dilakukan maka kemungkinan kalah bakal semakin besar.

Amin kemudian membandingkan kemampuan finansial kubu pasangan calon presiden Joko Widodo - Ma'ruf Amin dengan pasangan yang didukungnya, Prabowo Subianto - Sandiaga Salahudin Uno.

BACA JUGA: Hasil Survei Internal BPN Prabowo – Sandi, Selisih 5 Persen

BACA JUGA: TKN: Sandiaga Tidak akan Berani Menyerang Ma'ruf saat Debat Cawapres

Menurutnya, kemampuan finansial Prabowo - Sandi cekak, alias pas-pasan. Berbeda dengan kubu Jokowi – Ma’ruf yang cukup melimpah, sehingga kemungkinan melakukan politik uang juga jauh lebih besar.

BACA JUGA: Kubu Prabowo - Sandi Laporkan 17 Juta DPT Tidak Wajar ke KPU

Selain itu, pasangan nomor urut 02, kata Amien, juga tidak punya media mainstream dan dukungan global dari negara tertentu.

"Tapi, insyaallah yang menang itu yang ditentukan oleh Allah. Tanpa malaikat lapor, Allah sudah tahu. Tapi malaikat tiap hari lapor, bangsa Indonesia bagus, cuma pemimpinnya ugal-ugalan," ujar Amin pada diskusi mengangkat tema 'Tolak Money Politics' di Jakarta, Selasa (12/3).

Diskusi digelar Sekretariat Nasional Pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno. Hadir sebagai narasumber antara lain, Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandi Ferry Mursidan Baldan, Anggota DPR Fraksi PKS Ledia Hanifa Amaliah, Waketum Gerindra Ferry Juliantono, dan Aktivis Petisi 28 Haris Rusli Moti.

Amien juga memaparkan kekhawatirannya melihat kenyataan hampir di semua lini penggunaan uang untuk menyuap begitu marak. Mulai dari tingkat bawah, hingga ke atas.

"Misalnya, dalam penerimaan mahasiswa baru. Dulu di negeri, selalu ada sekian persen dari mahasiswa baru yang masih terima asal menyumbang. Jadi, dunia akademis pun sudah melacurkan diri untuk uang," kata Amien.

Contoh lain, Amien juga menyebut dalam sebuah partai besar, untuk menjadi ketua komisi, atau wakil ketua komisi, sekjen, dan lain-lain, kabarnya juga harus ada uang.

BACA JUGA: Grace Natalie: PSI Adalah Pengganggu Tidur Partai Politik Lama

"Kemudian untuk mengganti sebuah nomor urut, bisa digeser. Kalau nomor 1 bisa bayar 10, datang orang bayar 20 diganti. Jadi memang ini sudah masuk ke sumsum bangsa Indonesia. Ada yang katakan money sudah jadi DNA bangsa kita," pungkas Amien. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingin Jokowi - Maruf Berjaya di Seluruh Provinsi, Bravo 5 Genjot Militansi


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler