Amnesti Pajak tak Berpengaruh Siginifikan pada Real Estate

Rabu, 30 November 2016 – 02:40 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - SURABAYA – Pengembang properti dituntut bekerja sama dengan pemerintah untuk mengembangkan kawasan permukiman di daerah penyangga Surabaya.

Kerja sama sangat penting karena kemudahan akses, transportasi masal, dan banjir masih menjadi kendala pengembangan real estate kelas menengah di Sidoarjo dan Gresik.

BACA JUGA: Dukung Sektor Perikanan, Kemenhub Lakukan Hal ini

Pengamat tata kota Johan Silas menyatakan, pasar properti kelas menengah di kedua kota menjadi incaran hampir seluruh pengembang.

Alasannya, harga properti di Surabaya sudah tinggi.

BACA JUGA: Mandiri Siapkan E-Payment untuk Mitra Retail

Para pekerja usia muda cenderung memilih tinggal di Sidoarjo dan Gresik yang harga propertinya masih terjangkau.

Wakil Presiden Direktur Intiland Development Sinarto Dharmawan menuturkan, tingginya kebutuhan properti harus disikapi pemerintah daerah bersama pengembang.

BACA JUGA: Jadi Tulang Punggung Ekonomi, Banyak UKM Belum Melek Digital

Misalnya, dalam menentukan kepadatan hunian dan pembangunan perumahan yang bertumpu pada sarana transportasi masal.

Setelah berbagai infrastruktur pendukung terbangun, kawasan itu bisa dilelang kepada pengembang.

’’Potensi masyarakat untuk mendapatkan hunian yang murah lantas makin terbuka,’’ jelasnya.

Sinarto optimistis sektor properti tahun depan mampu bangkit karena ditopang penguatan harga komoditas seperti kelapa sawit dan batu bara.

’’Belum lama ini, tren harga batu bara membaik,’’ papar Sinarto.

Karena itu, Intiland sedang menyiapkan proyek baru. Intiland bahkan berencana masuk ke sektor yang selama ini belum digarap.

’’Semua bergantung pada market. Kami akan lihat dulu,’’ tuturnya.

Hingga Oktober, penjualan Intiland sudah mencapai 80 persen dari target.

Sinarto mengakui, program amnesti pajak tidak berdampak signifikan pada real estate.

Alasannya, peserta tax amnesty sudah kehabisan dana untuk membayar tebusan pajak.

Karena itu, mereka kini tinggal memiliki aset. ’’Sudah tidak punya cash,’’ terangnya. (res/c14/noe/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Punya 7 Juta Nasabah, Pegadaian Salurkan Pinjaman Rp 35 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler