Lembaga HAM Amnesty International telah menarik penghargaan HAM bergengsi yang pernah diberikan kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, dan menuduh Suu Kyi membiarkan pelanggaran HAM dengan tidak berbicara mengenai kekerangan yang dialami warga Muslim Rohingya.

Pernah dijuluki sebagai pejuang demokrasi, berbagai penghargaan yang pernah diterima Suu Kyi dari dunia internasional mulai ditarik menyusul pengungsian besar-besaran warga Rohingya di bulan Agustus 2017.

BACA JUGA: Aniaya Kanguru, Pria di Perth Terancam 5 Tahun Penjara

Lebih dari 700 ribu warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar pindah ke Bangladesh setelah militer Myanmar melancarkan serangan sebagai jawaban atas serangan kelompok perlawanan Rohingya terhadap pasukan keamanan. Video: Amnesty named Aung San Suu Kyi its 2009 Ambassador of Conscience Award recipient (ABC News)

BACA JUGA: Butuh Dukungan Lebih Untuk Tingkatkan Minat Belajar Bahasa Indonesia di Australia

Penyelidik yang diangkat PBB menuduh militer Myanmar melakukan kampanye pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran massal dengan 'maksud pembasmian etnis." External Link: Amnesty International tweet: There are more than a million #Rohingya refugees in #Bangladesh. Each of them has a name and a story. Meet some of them. And please turn your sound on

BACA JUGA: Teror di Melbourne, PM Australia Tuding Sakit Jiwa Cuma Alasan

Pemerintahan Suu Kyi menolak penemuan itu sebagai hanya satu pihak saja, dan mengatakan militer terlibat dalam operasi yang sah untuk memberantas kelompok perlawanan.

Amnesty Internasional telah menjadikan Aung San Suu Kyi sebagai penerima Penghargaan Dutabesar Nurani di tahun 2009 di saat dia masih menjalani tahanan rumah karena penentangannya terhadap junta militer Myanmar.

Dan di tahun kedelapan setelah dia dibebaskan, Suu Kyi memimpin partainya Liga Nasional bagi Demokrasi menjadi pemenang dalam pemilu di tahun 2015 dan membentuk pemerintahannya satu tahun kemudian.

Namun Suu Kyi harus berbagi kekuasaan dengan para jenderal militer dan tidak memiliki kuasa dalam masalah keamanan.

Dalam pernyataannya hari Selasa (13/11/2018), Amnesty Internasional mengatakan bahwa Suu Kyi gagal berbicara terbuka dan 'telah melindungi pasukan keamanan dari pertanggunganjwaban tindakan mereka' atas kekerasan terhadap kelompok warga Rohingya.

Amnesty menyebut tindakan ini 'merupakan tindak memalukan dan merupakan pengkhianatan atas nila-nilai yang dipercayai sebelumnya."

Sekretaris Umum Advokasi Global Amnesty Kumi Naidoo mengirimkan surat kepada Suu Kyi hari Minggu mengatakan mereka menarik penghargaan yang sudah diberikan.

"Ini karena anda tidak lagi menjadi simbol harapan, keberanian, dan usaha tak henti mempertahankan HAM."

Bulan lalu lalu, Museum Peringatan Holocos di Amerika Serikat, museum peringatan korban kekejaman terhadap warga Yahudi, juga menarik penghargaan yang diberikan kepada Suu Kyi.

Kota seperti Dublin (Irlandia) dan Oxford (Inggris) yang sebelumnya memberikan penghargaan sebagai warga kehormatan mereka kepada Suu Kyi juga menarik diri.

Bulan September, Parlemen Kanada memutuskan untuk mencabut warga negara kehormatan yang diberikan kepada Suu Kyi.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

Reuters

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Bayi Lahir Prematur Di Tasmania Meningkat

Berita Terkait