Amran Geber Pengentasan Kemiskinan Lewat Sektor Peternakan

Senin, 16 April 2018 – 17:26 WIB
Mentan Amran Sulaiman Rakor Teknis I Ditjen Peternakan Kementan di Bogor, Senin (16/4). Foto: Fathan Sinaga/JPNN.com

jpnn.com, BOGOR - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, kementan akan menjalankan program pengentasan kemiskinan lewat sektor peternakan. Hal ini disampaikannya dalam acara Rapat Koordinasi Teknis I Direktorat Jenderal Peternakan Kementan di Bogor, Senin (16/4).

Amran mengapresiasi Ditjen Peternakan yang salah satunya berhasil menyukseskan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab). Karena itu, Amran memberikan tambahan anggaran dua kali lipat ke Ditjen Peternakan yang dulunya hanya sekitar Rp 1 triliun.

BACA JUGA: Vinegar Air Kelapa, Solusi Sehat Sebagai Pengawet Alami

"Anggaran kami tambah dua kali lipat menjadi Rp 2,2 triliun. Kami bangga dengan peternakan Indonesia. Siwabnya berhasil 2,8 juta ekor pada 2017. Kalau ini diteruskan, bisa swasembada lima tahun sudah dicapai," kata Amran dalam sambutannya.

Amran menyampaikan, arah pembangunan peternakan dan kesehatan hewan saat ini fokus untuk mewujudkan swasembada protein hewani dan pengentasan kemiskinan untuk masyarakat di pedesaan.

BACA JUGA: Mentan Distribusikan Langsung 10 Juta Ayam ke Warga Miskin

Terkait dengan capaian swasembada protein hewani, Amran menyebutkan, Indonesia saat ini sudah swasembada untuk komoditas unggas, bahkan ekspor. "Kita telah melakukan terobosan peningkatan ekspor beberapa negara untuk ekspor unggas, di antaranya ke negara Myanmar, PNG, Jepang,” ungkap Amran.

Tercatat, Indonesia sudah mengekspor daging ayam olahan sebanyak 312 ton dan telur 386 ton. Data ekspor obat hewan pada 2017 juga telah menembus 50 negara yang tersebar di empat benua, sebesar 482.897 ton dengan nilai Rp 27,674 triliun.

BACA JUGA: Fokus Anggaran, Kementan Sediakan 1.000 Dryer untuk Petani

“Pertumbuhan volume dan nilai ekspor peternakan tiap tahun naik, pada tahun 2012-2017 mengalami peningkatan masing-masing sekitar 2,76 persen dan 3,2 persen,” ucapnya.

Dalam waktu dekat, Amran mengaku akan mengekspor daging ayam olahan dan pakan ternak ke Timor Leste. Selain itu, Kementan akan memanfaatkan adanya peluang ekspor ke negara ASEAN dan Timur Tengah khususnya komoditi kambing dan domba yang mana dalam waktu dekat ini akan dilakukan ekspor perdana ke Malaysia sebanyak 2.500 ekor.

“Saya ingin ekspor tersebut terus meningkat, selain dapat meningkatkan pendapatan pelaku usaha dan menambah devisa, dengan ekspor juga akan mengangkat martabat bangsa Indonesia di mata dunia,” ujarnya.

Sedangkan terkait dengan daging sapi, Kementan saat ini sedang berupaya untuk meningkatkan populasi sapi di Indonesia, baik melalui Upsus Siwab, penambahan sapi indukan impor dan pengembangan sapi ras baru, Belgian Blue.

Pada tahun pertama pelaksanaan program, capaian kinerja program Upsus Siwab 2017, menurut Amran sangat fantastis. Hal ini terlihat dari pelayanan inseminasi buatan (IB) dari Januari 2017 sampai dengan April 2018 telahterealisasi sebanyak 5.143.398 ekor.

Kemudian kebuntingan sebanyak 2.334.794 ekor dengan kelahiran sebanyak 1.136.454 ekor atau setara Rp 7,9 triliun. Sedangkan, kata dia, angka investasinya pada 2017 sebesar Rp 1,1 triliun.

Untuk pengembangan sapi Belgian Blue di Indonesia Kementan menargetkan pada 2019 akan ada kelahiran seribu ekor. Pada 12 April 2018 kemarin telah lahir kembali sapi Belgian Blue hasil embrio transfer.

Amran juga menyampaikan, pihaknya akan menambah populasi indukan impor di Indonesia. Pengadaan indukan impor 2018 direncanakan dialokasikan sebesar 15.000 ekor yang akan didistribusikan pada daerah-daerah yang mempunyai komitmen kuat dalam hal keberlanjutan pengembangan ternaknya.

Selain program untuk peningkatan produksi komoditas strategis, mulai 2018 sampai 2020, pemerintah juga akan melakukan berbagai program dan kegiatan dalam rangka Pengentasan Kemiskinan.

Implementasi kebijakan tersebut, Amran mengatakan, akan melaksanakan kegiatan padat karya dan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin yang dimulai di 100 kabupaten/ kota pada 1.000 desa.

Untuk subsektor peternakan akan difasilitasi melalui kegiatan bantuan pemerintah berupa unggas sebanyak 10 juta ekor. Satu rumah tangga miskin masing-masing diberikan 50 ekor ayam.

“Kami telah membuat langkah dalam upaya pengentasan kemiskinan di desa berbasis pertanian melalui program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja)," kata Amran. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Luncurkan Gerakan Pengentasan Kemiskinan Berbasis Pertanian


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler