Amukan The Fed Jangan Dianggap Sepele, Harus Cepat Direspons

Kamis, 16 Juni 2022 – 21:33 WIB
Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) resmi mengetok kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat resmi mengetok kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps).

Adapun keputusan The Federal Reserve (The Fed) mengerek target suku bunga dana federal di kisaran 1,5 - 1,75 persen.

BACA JUGA: Dukung Pemulihan Ekonomi Kreatif, BRI Ajak Nasabah Nobar Srimulat Hil yang Mustahal

Menanggapi hal itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan pemerintah dan semua pihak harus bisa mengantisipasi langkah The Fed.

Menurutnya, Bank Indonesia (BI) harus bergerak cepat untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin sampai 50 basis poin untuk merespon kenaikan suku bunga The Fed.

BACA JUGA: The Fed Ketok Kebijakan Luar Biasa, Rupiah Hari Ini Loyo

“BI terdesak, kemungkinan menaikan suku bunga sekitar 25-50 basis poin, atau 75 basis poin secara total di semester kedua 2022 untuk merespon dampak Fed rate naik,” ujar Bhima, Kamis (16/6).

Bhima menjelaskan langkah itu perlu dilakukan BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

BACA JUGA: The Fed Mengamuk, Suku Bunga Digenjot 75 Basis Poin, Terbesar Sejak 1994

"Jika tidak dilakukan ini berdampak kepada rupiah sehingga menyebabkan terdepresi dan memiliki efek domino terhadap imported inflation," ungkapnya.

Menurut Bhima imported inflation cukup serius dampaknya terhadap ekonomi.

Imported inflation adalah salah satu jenis inflasi yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar sehingga berdampak pada naiknya harga impor dari luar negeri.

“Ketika harga energinya sedang tinggi, harga pangannya juga tinggi, kemudian didorong fluktuasi nilai tukar tentu banyak konsumen di Indonesia dan perusahaan di dalam negeri tidak siap,” kata Bhima.

Selain itu, dampak The Fed dapat memicu stabilitas pasar keuangan, khususnya surat utang.

Di sisi lain, Bhima melihat langkah BI yang terdesak untuk menaikan suku bunga karena kinerja penyaluran kredit perbankan sedang mengalami peningkatan setelah terdampak pandemi.

“ Ini dilema. Namun, juga mendesak maka proyeksinya Bank Indonesia akan menaikan suku bunga,” tegas Bhima. (mcr28/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sri Mulyani Buka-bukaan soal Masalah yang Mengintai Dunia Global, Alamak!


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler