Anak-Anak Korban Permainan Pistol-pistolan di Padang (1)

Musuh Teriak Headshot, Saya Teriak Kesakitan

Kamis, 23 September 2010 – 08:00 WIB

Di antara 23 anak korban pistol mainan di Sumatera Barat, kini tinggal tiga orang yang masih dirawat di RSUP MDjamil, Padang

BACA JUGA: Menteri Kerja tanpa AC, Hemat Listrik 33 Ribu Kwh

Berikut laporan wartawan Jawa Pos DHIMAS GINANJAR yang mengunjungi pasien-pasien yang terancam buta itu.

-------------------------------------------

GILANG Kurnia Al Fitrah, 10, tampak ceria kemarin (21/9)
Dengan satu mata yang masih diperban, dia mondar-mandir di ruang rawat inap RSUP M

BACA JUGA: Derita Anisa, Bayi 13 Bulan Penderita Tumor Hati dari Lampung

Djamil
Dia menghampiri Yogi Jasrul, 14, pasien lain, di tempat tidurnya.

Sapaannya hanya dibalas senyum oleh Yogi

BACA JUGA: Hari-Hari Bachtiar Chamsyah, Mantan Mensos yang Mendekam di Rutan Cipinang

Respons tersebut, tampaknya, tidak diinginkan GilangDia lantas melompat ke tempat tidur Jefry Naldy, 8, pasien yang lainSaat itu, Jefry sedang bersiap hendak meninggalkan rumah sakitDokter membolehkannya pulang.

Siswa kelas 2 SD 07 Sungai Tawar Tarusan itu masih belum bisa melihat dengan baik saat mata kirinya ditutupDia menyatakan pandangannya masih remang-remang dan tidak bisa fokus.

""Belum bisa jelas kalau lihat pakai mata yang ini,"" ujarnya sembari menunjuk mata kanannya yang diperban.

Begitu Jefry pulang, di sal ""khusus"" korban pistol mainan itu tinggal dua pasien, Gilang dan YogiGilang berasal dari Painan, Padang, sedangkan Yogi dari Pemancungan, PadangKeduanya belum boleh pulang karena darah di kelopak matanya masih menggumpalAkibatnya, mata dua bocah tersebut memerah dan memiliki luka lebam di kelopak matanya.

Yogi menceritakan bagaimana dirinya sampai harus dirawat di RSUP MDjamilDia mengungkapkan, matanya terkena peluru plastik yang ditembakkan teman-temannya dalam sebuah permainan tembak-tembakanDia pun KO begitu peluru sebesar biji kedelai itu mengenai mata kirinya""Saya teriak kesakitan,"" ujarnya.

Menurut Yogi, semua bermula dari kegemaran dirinya pada permainan online game bergenre First-Person Shooter (FPS)Game yang identik hanya menampilkan moncong senjata di layar kaca itu mengajarkan untuk menembak jitu ke beberapa organ vitalSalah satunya, tembakan di kepala atau yang lebih dikenal dengan headshot.

Dia mengaku tergila-gila dengan game Point Blank (PB), game FPS yang sedang digandrungi para gamers, termasuk anak-anak, di Kota PadangBiasanya, dia bersama teman-temannya berlomba untuk mendapatkan poin tertinggiUntuk memenangi pertaruhan itu, salah satu cara yang paling cepat adalah menembak di bagian kepala lawan.

""Itu cara paling cepat untuk menangKalau menembak di bagian tubuh lain, tidak bisa sekali tembak terus matiTapi, kalau lawan kena kepala, dia langsung mati,"" ceritanya.

Mungkin karena terlalu asyik bermain game tersebut, saat mata Yogi tertembak, lawan yang melepaskan tembakan malah teriak headshotSementara itu, Yogi teriak histeris karena bulir peluru pistol-pistolan tersebut menyentuh kelopak mata kirinya.

Saat itu juga kualitas pandangan mata kiri Yogi langsung menurunDarah mengucur dari kelopak mata siswa SMP Baiturrahmah Padang tersebut""Sama seperti di game, kepala saya langsung jadi sasaran,"" ucapnya.

Tak jauh berbeda dengan cerita GilangBocah 10 tahun itu juga penggemar game tembak-tembakanBahkan, saat Ramadan lalu dia menghabiskan waktu di warnet untuk bermain game onlinePermainan ketangkasan itu juga sering dipraktikkan bersama teman-teman sekampungnya""Pokoknya, begitu dorr..headshot, musuh langsung mati,"" ucap siswa kelas V SD itu.

Tak berbeda dengan Yogi, Gilang juga tak menyangka bila akhirnya dia terkena bagian kepalaApesnya, peluru yang dimuntahkan musuhnya dari jarak dekat itu mengenai mata kirinya hingga berdarah""Saya langsung menangis mengetahui mata saya kena tembak musuh,"" tuturnya polos.

Menurut Kepala Staf Medis Fungsional (SMF) Mata RSUP MJamil dr Ardizal Rahman SpM(K), pihaknya sempat merawat 23 anak korban pistol mainan tersebutNamun, kini tinggal dua pasien yang tersisa karena lukanya masih dalam perawatan intensif.

Meski begitu, dari 23 pasien tersebut, lima anak terancam menderita kebutaanItu karena trauma yang terjadi pada mata membawa komplikasi glaukoma (penglihatan terus berkurang dan memicu kebutaan)Maklum, dorongan peluru yang dikeluarkan pistol mainan itu dinilai Ardizal sangat kuatApalagi, pistol tersebut ditembakkan dari jarak yang cukup dekat.

Ardizal menjelaskan, rata-rata korban pistol mainan itu mengalami sobek pada iris mataAkibatnya, perdarahan pada bola mata akan terjadiHal itu disebabkan tingginya tekanan pada bola mata yang terkena peluruDorongan peluru tersebut memicu rusaknya saraf optik yang membentuk bagian-bagian retina di belakang bola mataEfek langsungnya, penderita akan merasakan sakit kepala yang amat sangat dan diikuti menurunnya kualitas penglihatan.

Menurut Ardizal, reaksi seseorang saat peluru menyentuh mata berbeda-bedaAda yang langsung trauma dengan mata yang memerah, ada yang merasa sakit tetapi tidak tampak kerusakan pada fisik mata secara langsungOleh sebab itu, pasien harus segera dibawa ke dokter begitu terjadi kasus trauma pada mata""Jika tidak, kondisi mata bisa semakin gawat dan tidak tertolong lagi,"" katanya.

Dia lantas menyebut efek trauma glaukoma jika tidak segera dirawatDalam jangka waktu dua bulan mata yang mengalami trauma akan membusukHal itu disebabkan air mata di lapisan dalamnya tersumbatJika sudah demikian, dengan terpaksa mata yang membusuk itu harus dibuang.

Selain itu, kalau tidak segera diatasi, mata yang trauma bisa menyebabkan hifema atau gumpalan darah di dalam bola mataJika terus dibiarkan, hifema bisa menyebabkan imbibisi korneaYakni, kornea menjadi cokelat dan tidak bisa berfungsi lagi""Sebenarnya peluang sembuh bagi penderita imbibisi kornea masih ada dengan melakukan cangkok mataNamun, cara tersebut tetap tidak membuat mata sehat 100 persen,"" tandasnya(bersambung/c2/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dipuji Hillary Clinton, Tampil di Forum PBB


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler