Anak-Anak Trauma, Menjerit Lihat Merapi

Rabu, 27 Oktober 2010 – 10:18 WIB

JAKARTA -- Anak-anak di barak-barak pengungsian, sejak pagi tadi, sering menjerit-jerit saat melihat puncak Gunung Merapi, yang hingga saat ini masih mengepulkan asap tebalAnak-anak di lereng Merapi dirundung traumatik lantaran saat Merapi meletus Selasa (26/10) petang, sebagian besar dari mereka digendong orang tuanya, panik, lari terbirit-birit meninggalkan rumah, sembari mata terus menatap semburan material merah menyala dari puncak Merapi

BACA JUGA: Masih Ada Jenazah yang Belum Teridentifikasi



"Sampai saat ini anak-anak sering menjerit, teriak-teriak sambil nangis, "Mbok, gunungnya mau meletus lagi!"," cerita Sri Mulyati, warga Lencoh, Selo, Boyolali, yang dihubungi JPNN, pagi ini
Terlebih, saat pagi seperti sekarang ini, tatapan ke Merapi bisa leluasa, lantaran kabut belum menutupi badan merapi

BACA JUGA: Pengungsi di Selo Bicarakan Tewasnya Mbah Marijan

Para pengungsi yang tersebar di sejumkah titik, juga masih khawatir letusan susulan terjadi
"Pandangan para pengungsi terus ke arah Merapi," ujar Sri, yang saat diwawancarai by phone, mengaku juga terus menghadap ke arah Merapi.

Perempuan asal Grobogan yang sudah puluhan tahun tinggal di lereng Merapi itu cerita, saat Merapi meletus, banyak warga Selo yang melihat langsung letusan

BACA JUGA: Pak Kyai Juga Pastikan Mbah Marijan Tewas

Diceritakan, letusan api membumbung tinggi, disertai suara dentuman besar

"Gumpalan api membumbung, menggumpalGerakannya mirip selendang dikibaskanAwan panas terasa sudah sampai di atas Selosaat itu, warga semua panikanak-naka langsung dibawa keluar, tanpa selimut, tanpa jaket, padahal malam hariIni yang berangkali membuat anak-anak masih trauma," ujar alumnus UNS Surakarta itu(sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bersujud Hingga Ajal Menjemput


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler