Bersujud Hingga Ajal Menjemput

Mbah Maridjan Dipastikan Tewas, Korban Meninggal jadi 28 Orang

Rabu, 27 Oktober 2010 – 08:38 WIB
Jenazah Mbah Marijan di Sardjito forensik. Foto: JPNN

JAKARTA - Kesetiaan Ki Surakso Hargo atau yang akrab dipanggil Mbah Maridjan terhadap gunung merapi benar-benar sampai ajalTadi pagi Rabu (27/10) tim dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman menemukan mayat Mbah Maridjan di dalam kamar rumahnya di Kinahrejo

BACA JUGA: Meletus Usai Gubernur Cek Jalur Evakuasi

lereng Merapi.  Mbah Maridjan ditemukan tewas dalam posisi sudjud
Hingga pagi tadi, korban tewas yang berhasil dievakuasi dari lereng merapi sudah mencapai 24 orang

BACA JUGA: Sempat Hilang, Mbah Marijan Selamat

Termasuk di dalamnya adalah Mbah Maridjan.

"Kemungkinan besar mayat itu Mbah Maridjan
Namun, kami belum berani memastikan kebenarannya

BACA JUGA: 122 Tewas Diseret Ombak, 502 Hilang

Kami hanya mengenali postur dan baju batiknya saja.  Sedangkan wajahnya sudah sulit dikenaliSelama ini, Mbah Maridjan selalu mengenakan baju batik," ujar Wagiyo, salah seorang anggota Tagana ketika dihubungi wartawan Radar Jogja, Rabu (27/10) pagi.

Ki Surakso Hargo -  artinya penjaga gunung -  yang kemudian lebih akrab  dipanggil dengan Mbah Maridjan adalah seorang abdi dalem keraton Jogjakarta, yang bertugas sebagai juru kunci Gunung MerapiSelama ini, ia hanya dikenal patuh dengan perintah  Sri Sultan Hamengkubuwono, raja penguasa keraton JogjakartaMaklum, dia adalah bagian dari abdi dalem keraton, yang  hidupnya memang hanya mengabdi kepada rajaKarena itu, tidak mengherankan jika ia tidak pernah peduli dengan  himbauan pemerintah, termasuk tim SAR yang memintanya agar turun ke pengungsian.

Sikap Mbah Maridjan yang setia kepada raja dan  patuh pada profesi itulah yang sering tidak dipahami oleh banyak pihak di era modern iniBeberapa tahun silam, Mbah Maridjan pernah mengatakan,  kalau pun ia harus mati karena letusan Merapi, maka itu sudah takdir "Semua orang akan matiKalau saya mati karena Merapi, itu sudah takdir saya begitu," kata Mbah Maridjan kepada JPNN di akhir tahun 2006, ketika ditanya apa tidak takut mati kalau gunung merapi tiba-tiba meletus, Jabatan juru kunci di Merapi merupakan jabatan turun menurunMbah Maridjan sendiri mewarisi jabatannya dari ayahnyaKonon, Mbah Maridjan memiliki daya linuwih yang bisa berkomunikasi dengan dunia ghaib Merapi.

Sejauh ini  tidak jelas benar, apakah pihak keraton sudah memberikan perintah agar Mbah Maridjan turun gunung atau memang Mbah Maridjan  memiliki perhitungan lain sehingga  ia diduga ikut tewas tersapu awan panas yang disemburkan gunung Merapi tempat di mana Mbah Maridjan mengabdi selama iniPada Tahun 2006, Mbah Maridjan juga tidak mempedulikan himbauan pemerintah untuk mengungsiBahkan, ketika itu, Mbah Maridjan malah naik mendekati kawah Merapi, ketika rombongan Presiden SBY menyempatkan  bermalam dan bermain gitar dengan para pengungsi merapi.

Sejauh ini tim memang masih belum yakin benar mayat bersujud itu adalah Mbah MaridjanMereka hanya bisa mereka-reka dengan kondisi sehari-harinyaYakni, kebiasaan si mbah bintang iklan jamu perkasa yang selalu mengenakan baju batikMaklum, bajunya masih utuh namun wajah mayat pada umumnya sudah sulit dikenali, tersapu hawa panas yang konon mencapai 600 derajat celcius"Dari postur tubuhnya memang mirip dengan Mbah MaridjanTapi, kalau bukan Mbah Maridjan siapa lagi, karena semua mayat di sekitar Mbah Maridjan sudah terindentifikasi," Wagiyo menambahkan.

Wagiyo menambahkan, mayat Mbah Maridjan yang ditemukan sedang bersujud itu tertimpa reruntuhan tembok rumah dan pohon"Pohonnya juga tinggal batang dan ranting yang terbalut debu vulkanik yang tebal." Wagiyo juga memastikan bahwa  rumah itu hanya ditinggali oleh Mbah Maridjan sendiri.

Ia mengatakan, kondisi di dusun sekitar tempat tinggal Mbah Maridjan mengalami kerusakan yang sangat parah, hampir semua rumah dan pepohonan roboh."Kerusakan ini akibat terjangan awan panas dan bukan karena material lava," katanya.

Kepala Humas dan Hukum RS Dr Sardjito Yogyakarta Heru Trisna Nugraha membenarkan bahwa jenazah Mbah Maridjan kini sudah berada di ruang Forensik RS DrSardjitoSampai saat ini, di rumah sakit DrSardjito  Jogjakarta, posisi mayat Mbah Maridjan masih dalam posisi bersujud"Jenazah tersebut dibawa oleh anggota Tim SAR dan masuk ke RS Dr Sardjito sekitar pukul 06.15 WIB, informasi yang kami peroleh dari petugas SAR yang mengantar saat ditemukan Mbah Maridjan dalam kondisi memakai baju batik dan kain sarung(rd/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sesak Nafas, Balita Meninggal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler