Anak Bangsa Perlu Diberi Kesempatan Bersihkan Monas

Rabu, 02 April 2014 – 02:43 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Federasi Olahraga Aksi Seluruh Indonesia (FORAKSI) siap melakukan aksi membersihkan Monumen Nasional (Monas) dengan cara-cara yang profesional dan hasilnya dijamin lebih baik daripada sebelumnya.  Karena sejak Monas berdiri tahun 1961, dan dibuka untuk umum tahun 1975, baru pernah sekali dibersihkan tahun 1992 oleh Karcher, perusahaan dari Jerman.  

Hal ini ditegaskan oleh Revilino, Direktur Utama Indorope, yang menjadi penggagas untuk pembersihan Monas. Menurut Revi -panggilan akrab Revilino-  niat ini sudah ada sejak tahun 2010 lalu, bertepatan dengan 50 Tahun berdirinya Monas - terhitung sejak batu pertama dicanangkan.

BACA JUGA: Demo di Bundaran HI, Mahasiswa Minta KPK Ungkap Keterlibatan Jokowi

Dan sepanjang empat tahun ini, Revi tidak pernah berhenti untuk mewujudkan niatnya tersebut. Hanya saja, jalur birokrasi yang dilaluinya tidak pernah berhasil menembus petinggi Monas, apalagi petinggi di DKI Jakarta.  

FORAKSI adalah sebuah konsorsium organisasi pemuda yang bergerak dalam olahraga aksi/extreme. Dalam hal pembersihan Monas, FORAKSI bekerjasama dengan Indorope, sebuah perusahaan yang bergerak khusus dalam bidang Rope Access Services and Trainings. Teknik pembersihan yang dilakukan menggunakan sistem akses tali dan treatment pada bagian tubuh Monas yang dibersihkan sehingga proses pembersihan lebih fleksibel. Hal ini berbeda dengan sistem penyemprotan dengan high pressure yang berdampak lain pada bagian Monas.

BACA JUGA: Sampah Mengancam Wisata Bahari Pulau Seribu

Pembersihan akan dilakukan dengan metode rope access (akses tali), yaitu sebuah metode/sistem bekerja di ketinggian dengan menggunakan tali sebagai alat bantu utamanya. Sistem bekerja ini sudah berlaku secara internasional, dan dalam skala nasional sudah menjadi standard dengan ditetapkannya SK No 45 DJPPK3 mengenai Bekerja di Ketinggian dengan Sistem Akses Tali (Rope Access). Metode ini sebelumnya juga sudah digunakan untuk membersihkan monumen-monumen dan bangunan bersejarah lainnya di dunia.

"Tidak hanya melakukan pembersihan, namun kami juga melakukan coating pada marmer dan memperbaiki bagian-bagian yang rusak, sehingga pembersihan yang akan kami lakukan lebih baik dari pembersihan sebelumnya," tegas Revi di Jakarta, Selasa (1/4).

BACA JUGA: Ibu Pembunuh Bayi Sendiri jadi Tersangka

Treatment pembersihan ini juga didukung oleh APKLINDO - Asosiasi Pengusaha Klining Servis Indonesia dan  ARAI - Asosiasi Rope Access Indonesia. Sebagaimana dulu Monas dibangun oleh arsitek-arsitek muda bangsa ini, maka pada era sekarang anak muda Indonesia juga bersatu padu untuk membersihkan Monas. Acara ini juga nantinya akan dimeriahkan dengan atraksi olahraga aksi yang dihadirkan oleh anggota FORAKSI. Sebuah kolaborasi berbagai aspek profesionalisme yang bersatu padu untuk mengembalikan citra bangsa.

Perihal rencana pelaksanaan kegiatan "Aksi Pemuda Indonesia Peduli Untuk Monas Bersih" ini sudah dilaporkan oleh FORAKSI kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, pada tanggal 21 Maret 2014 lalu.

Sayangnya, Wakil Gubernur tidak menemui perwakilan dari FORAKSI. Tetapi pada saat yang bersamaan, ada pihak lain, yaitu perusahaan dari Jerman bernama Karcher, yang berencana membersihkan Monas dan sudah melakukan audiensi dengan Wagub.

"Apakah  anak muda Indonesia kembali hanya menjadi penonton dalam pembersihan Monas? Padahal itu hanya soal kesempatan saja," gugat Revi yang menyayangkan pihak Pemprov DKI justru lebih cenderung memihak perusahaan Jerman tersebut.   

Rencana FORAKSI ini mendapat dukungan sepenuhnya dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, sebagaimana disampaikan oleh Heru Nugroho, Staf Khusus Menpora, ketika menerima anak-anak muda yang berniat melakukan "Aksi Pemuda Indonesia Peduli untuk Bersih."

Dukungan tersebut kemudian diwujudkan oleh Kemenpora dengan cara mengupayakan dana dari PT. Semen Indonesia yang sudah berkomitmen untuk membantu melalui dana CSR.  PT Semen Indonesia memang mempunyai hubungan historis dengan Monas. "Jadi kami sama sekali tidak tidak menggunakan dana APBN," tegas Heru, yang sekaligus menjadi Team Leader kegiatan ini. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dinas ke Jakarta, PNS Papua Barat Tewas di Hotel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler