Anak Buah Disandera, Begini Reaksi Keras Siti Nurbaya

Senin, 05 September 2016 – 05:16 WIB
Siti Nurbaya. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengutuk keras aksi penyanderaan terhadap tujuh pegawainya di Rokan Hulu, Provinsi Riau.

Tujuh pegawai itu terdiri atas penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) dan polisi kehutanan (Polhut) disandera di Rokan Hulu, Provinsi Riau.

BACA JUGA: Mau Ekonomi Indonesia Mandiri? Yuk, Sukseskan Tax Amnesty

Penyanderaan tersebut dilakukan oleh massa yang diindikasi kuat dikerahkan oleh perusahaan PT Andika Permata Sawit Lestari (APSL) pada Jumat lalu (2/9).

Aksi itu terjadi saat penyidik KLHK selesai menjalankan tugas menyegel kawasan hutan atau lahan yang terbakar yang berada dalam penguasaan PT APSL

BACA JUGA: Tujuh Anak Buah Siti Nurbaya Disandera

Siti mengatakan bahwa penyidik KLHK dan Polhut merupakan aparat penegak hukum, yang  berdasarkan Undang-Undang (UU) mempunyai kewenangan untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan atas karhutla. 

''Penyanderaan itu merupakan tindakan melawan hukum yang merendahkan kewibawaan negara. Apalagi diindikasikan adanya keterlibatan pihak perusahaan,” tegas Siti dalam pernyataan resmi yang diterima Jawa Pos kemarin.

BACA JUGA: Bu Susi: Siapa Pemiliknya? Sebut saja

Siti menjelaskan, tim KLHK awalnya turun ke lokasi guna menindaklanjuti penyelidikan penyebab meluasnya titik api di Riau beberapa waktu lalu. 

Penerjunan tim tersebut sekaligus menyelidiki laporan mengenai masyarakat yang dikabarkan mengungsi karena asap. 

Dari penginderaan satelit terlihat, sumber titik api penyebab asap sampai ke daerah lainnya di Riau itu, salah satunya berasal dari kawasan yang dikuasai perusahaan tersebut. 

“Sejak titik api meluas, saya menegaskan untuk dilakukan penyelidikan di areal yang terbakar. Maka tim dipimpin langsung Dirjen Gakkum KLHK turun ke lokasi di Riau,” terangnya.

Kepala Biro Humas KLHK Novrizal Tahar mengatakan, sejak kasus karhutla pada 2015 dan 2016, penyanderaan petugas KLHK oleh perusahaan tersebut menjadi yang pertama. 

“Kalau yang sebelum itu, saya belum bisa pastikan pernah ada atau tidak,” ujarnya singkat. 

Sementara itu, pihak PT APSL belum menanggapi peristiwa penyanderaan terhadap tujuh petugas KLHK tersebut. 

Nomor kontak perusahaan yang bermarkas di Pekanbaru tersebut tidak aktif ketika dihubungi. (dod/lum/idr/oki/sam/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Antisipasi Long Weekend, Selama 4 Hari Angkutan Barang Dilarang Melintas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler