Anak Buah Erick Thohir Membantah Adanya Pembuangan Stok Vaksin Covid-19

Sabtu, 31 Juli 2021 – 16:23 WIB
Arya Sinulingga. Foto: dokumen JPNN.Com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengeklaim tidak ada stok vaksin Covid-19 yang dibuang. 

Hal itu diungkap Arya menepis sejumlah pemberitaan yang menyebutkan adanya pembuangan stok vaksin Covid-19. 

BACA JUGA: Reisa Minta Masyarakat tidak Khawatir Kehabisan Stok Vaksin Covid-19

"Jadi, jika ada pemberitaan yang menyebutkan stok vaksin dibuang, itu tidak benar. Stok vaksin covid-19 yang ada saat ini membuktikan pasokan vaksin Covid-19 di Indonesia dalam kondisi aman," kata Arya Sinulingga dalam siaran pers, Sabtu, (31/7).

Anak buah Menteri BUMN Erick Thohir itu menegaskan bahwa stok vaksin Covid-19 mencukupi. 

BACA JUGA: Daftar Merek Vaksin Covid-19, Produsen, dan Harganya

Menurutnya, vaksin yang dipesan terus berdatangan dan digunakan sesuai koridornya. 

Arya mengatakan Indonesia telah mengamankan 174,6 juta dosis dalam bentuk vaksin utuh dan bahan baku. 

BACA JUGA: Syarief Abdullah Mendesak Pemerintah segera Memenuhi Kebutuhan Vaksin Covid-19 Daerah

Vaksin itu didatangkan secara bertahap. 

Teranyar, sebanyak 1,5 juta dosis vaksin Sinopharm tiba di Indonesia, Jumat (30/7). 

Berikutnya, sebanyak 45 juta dosis vaksin Sinovac, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer akan didatangkan pada Agustus 2021. 

"Dengan rencana dan stok yang sudah diamankan, Indonesia bisa memastikan pelaksanaan vaksinasi di Agustus aman dan bisa ditingkatkan untuk memenuhi target," ujar Arya. 

Dia menambahkan PT Bio Farma juga telah mendistribusikan 80 juta lebih dosis vaksin jadi ke 34 provinsi di Indonesia. 

Jumlah vaksin covid-19 yang bakal diproduksi Bio Farma mencapai 117,3 juta dosis vaksin jadi. 

"Jumlah tersebut akan digunakan untuk percepatan vaksinasi yang ditingkatkan di bulan Agustus nanti," ucap Arya. 

Eks politikus Perindo itu menambahkan bahwa Indonesia menargetkan 208,2 juta penduduk menerima vaksin covid-19. 

Naik dari target sebelumnya yang berjumlah 181,5 juta warga. 

Penambahan target itu karena anak usia 12 sampai 17 tahun menjadi klaster sasaran vaksinasi. 

Kebijakan tersebut diharapkan mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok. (tan/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Sederet Varian Baru Corona setelah Wuhan


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler