Anak Buah Megawati Kritik Dua Paket Ekonomi Jokowi

Kamis, 01 Oktober 2015 – 12:01 WIB
Rieke Diah Pitaloka. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Dua paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan Presiden Joko Widodo tidak hanya belum direspon positif pasar, tapi juga oleh politikus PDIP Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka. Dia menyayangkan, dua jilid kebijakan yang dilahirkan Jokowi belum menyentuh ketenagakerjaan.

"Dua paket ekonomi telah diluncurkan. Sangat disayangkan tak satu pun yang menyentuh persoalan ketenagakerjaan secara utuh dan komprehensif. Bahkan tak perlihatkan integrasi antara kebijakan ekonomi, perindustrian dan perdagangan dengan ketenagakerjaan," kata Rieke di gedung DPR Jakarta, Kamis (1/10).

BACA JUGA: Dipolisikan RJ Lino, Masinton: Terima Kasih

Anggota Komisi IX DPR itu memandang tidak adanya integrasi antara kebijakan ekonomi, perindustrian dengan ketenagakerjaan, menunjukan seolah semua investasi dalam industri dan perdagangan tak ada korelasi dengan tenaga kerja.

"Pertanyaannya paket ekonomi untuk siapa? Untuk meningkatkan kehidupan ekonomi rakyat atau sekedar untuk mengundang investasi dan menghasilkan keuntungan ekonomi bagi segelintir orang?," ujar anak buah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri itu.

BACA JUGA: 3 Prajurit KKO dan Kopassus Pengangkat Jenazah Para Jenderal di Lubang Buaya Itu...

Rieke juga menyentil Jokowi soal hubungan paket ekonomi yang dikeluarkan dengan TRILAYAK seperti yang dijanjikan pada saat Pilpres. Yakni Kerja Layak, Upah Layak dan Hidup Layak bagi Rakyat Pekerja? Karena ia berpandangan tidak ada industri yang kuat tanpa pekerja yang kuat. Tidak ada pekerja yang kuat tanpa industri yang kuat.

"Harus menjadi politik tetap pemerintah untuk lahirkan kebijakan yang mendorong terciptanya lapangan kerja dan melindungi hak-hak pekerja dengan perlindungan dan penguatan terhadap industri dan pengusaha nasional," jelasnya.

BACA JUGA: RESMI! Kepala Desa Tempat Salim Kancil Dibunuh Ditetapkan Tersangka

Sebab, Rieke mengungkap berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai media memperlihatkan dengan sangat terpaksa industri harus melakukan efisiensi, termasuk pengurangan jam kerja hingga PHK karyawan. Terutama di sektor industri garmen, sepatu, elektronik dan batubara.

"Data Kemenaker Januari 2015-September 2015 menunjukkan total PHK Nasional sejumlah 79.425 orang. Desember kita masuk MEA. Sekali lagi bangsa ini membutuhkan kebijakan ekonomi yang melindungi dan memperkuat industri nasional. Jangan sampai paket ekonomi justru ciptakan deindustrialisasi nasional yang lahirkan paket PHK," pungkasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdulillah, Putra Kedua Ibas-Aliya Lahir di Hari Kesaktian Pancasila


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler