Anak Buah Prabowo: Kurikulum Masih Acak-acakan, Tambah FDS Lagi

Rabu, 10 Agustus 2016 – 22:51 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Indra. FOTO: Dok.DPR RI

jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Gerindra, Sutan Adil Indra menyatakan kurikulum pendidikan dasar dan menengah belum selesai dibenahi. Kini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menggulirkan lagi wacana sekolah sehari penuh.

"Kurikulum pendidikan dasar dan menengah masih acak-acakan dan tak pernah diselesaikan secara komprehensif. Anehnya, Mendikbud menggulirkan wacana full day school (FDS)," kata Sutan, saat dihubungi, Rabu (10/8).

BACA JUGA: DIY jadi Barometer Penerapan E-Budgeting

Jika wacana ini diterapkan, ujar Wakil Ketua Komisi X DPR ini, pasti akan mengurangi interaksi anak dengan orang tuanya dan merampas waktu bagi anak untuk mengaji yang lumrah dilaksanakan sore hari.

Belum lagi, kata dia, akan timbul beban biaya tambahan dari orang tua karena harus memberi uang saku lebih kepada anak.

BACA JUGA: Ini Alasan TNI Berterima Kasih Kepada Haris Azhar

"Bagaimana dengan konsumsi anak saat siang dan sore hari. Apakah orang tua bisa selalu memberikan uang saku lebih atau menyiapkan bekal. Di sisi lain, jutaan anak saat ini tidak sarapan pagi karena orang tuanya tidak mampu," tegas Sutan.

Lebih lanjut, wakil rakyat dari daerah pemilihan Jambi itu memberi contoh. Ia menyebut sistem pendidikan di negara maju justru memberi ruang bagi anak-anak untuk bermain mengembangkan kreativitas dan imajinasi masa kecilnya.

BACA JUGA: Aspidsus Kejati DKI Minta Bantuan Operasional ke Petinggi Abipraya

"Negara Finlandia yang memiliki sistem pendidikan dasar terbaik di dunia jam sekolahnya hanya lima jam tanpa harus dibebani tugas yang menyiksa peserta didik," ungkapnya.

Dia juga menyampaikan aspirasi konstituennya yang berasal dari kalangan akademisi di Jambi yang meminta pemerintah mempelajari terlebih dahulu sebelum FDS diterapkan.

"Konstituen saya minta pemerintah memikirkan lagi FDS secara utuh dan mendalam. Para akademisi dan praktisi ini pada dasarnya ingin melindungi hak anak untuk bermain di usia perkembangan mereka," pungkasnya.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI Respons Cepat Testimoni Fredi Budiman, Nih Buktinya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler