jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Muhammad Syafi'i mengamini anjloknya kinerja Kejaksaan Agung di bawah kepemimpinan HM Prasetyo.
Setidaknya, hal itu tergambar rapor merah yang diberikan Indonesia Corruption Watch (ICW) untuk Korps Adhiyaksa. "Aduh kalau Prasetyo memang rapornya merah banget. Merah. Apa kinerja baik yang dilakukan Prasetyo? Saya jawab, tidak ada. Semua kasus-kasus besar apalagi terkait dengan politik, itu tidak ditindaklanjuti, kecuali itu bisa mendatangkan keuntungan bagi kelompoknya Prasetyo," kata Syafi'i di kompleks Parlemen Jakarta, Rabu (23/11).
BACA JUGA: Pasukan Bersenjata Mulai Berjaga-Jaga di Gedung DPR
Di tangan Prasetyo, imbuh anak buah Prabowo Subianto di Partai Gerindra itu, aparat kejaksaan bermasalah dengan hukum. Hal ini menurutnya tidak terlepas dari penegakan hukum yang dilakukan berdasarkan setingan.
"Jadi, kalau republik ini mau baik penuntutan hukumnya, Jaksa Agung segera diganti. Karena dia tidak profesional, karena dia adalah aparat partai, masa penegak hukum aparat partai, gimana?" pungkasnya.
BACA JUGA: Inilah Benefit Gabung ITX, Tunggu Apa Lagi?
Sebelumnya ICW memberikan rapor merah atas dua tahun kinerja Jaksa Agung M. Prasetyo. Salah satu yang terburuk menjadi sorotan adalah kinerja pemberantasan korupsi Kejaksaan Agung (Kejagung) yang dicap sering diwarnai intervensi.
Dalam catatan ICW, sepanjang Prasetyo memimpin, kejagung hanya menangani 24 kasus korupsi dengan jumlah tersangka 79 orang. Dari 24 kasus tersebut, sekitar 67 persen atau 16 kasus korupsi ngendon di tingkat penyidikan. Sementara itu, kasus yang naik ke penuntutan hanya sekitar 33 persen atau 8 kasus korupsi.
BACA JUGA: Sekali Lagi, Ahok Harus Ditahan
ICW juga mencurigai beberapa kasus korupsi yang ditangani kejaksaan merupakan intervensi partai politik tertentu. Sebab, kasus-kasus yang melibatkan politisi dihentikan hingga dituntut ringan. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Anggota Laskar Aswaja Ancam Geruduk Boni Hargens
Redaktur : Tim Redaksi