jpnn.com - JAKARTA-Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mencurigai, kian gencarnya isu PKI dihembuskan merupakan manuver politik. Diduga tujuannya untuk menutupi kegagalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memimpin bangsa.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono. Dia meminta publik tak perlu paranoid akan kebangkitan PKI.
BACA JUGA: KPK Garap Saksi Polri, Kejaksaan dan PN
"Kalau benar ada 15 juta pengikut PKI dan siap perang, itu cuma ilusi sesaat akibat ditanggapi secara belebihan, rakyat sekarang tidak berpikir atau takut akan bangkitnya PKI. Rakyat sekarang cuma takut kehilangan pekerjaannya dan mata pencahariannya akibat ekonomi yang mulai lesu dan menuju krisis," ujarnya kepada melalui keterangan tertulisnya, Minggu (5/6).
Menurut Arief, isu PKI tidak perlu lagi diungkit-ungkit atau dibesar-besarkan. Pasalnya, hal itu hanya menjadi bagian dari skenario untuk melumpuhkan demokrasi oleh pemerintahan Jokowi sendiri.
BACA JUGA: Please, Jangan Dulu Masukkan Pak Tito ke Bursa Calon Kapolri
Skenario yang dimaksud adalah menggunakan isu PKI untuk membungkam setiap gerakan buruh, tani dan nelayan. Arief menduga kelompok-kelompok tersebut nantinya akan dituduh sebagai bagian dari gerakan komunis baru, sehingga dilarang menggelar aksi demonstrasi.
"Saya masih ingat betul ketika Agus Widjojo yang sekarang memimpin Lemhanas, saat menjadi pembantu pemerintahan SBY mengatakan kalau demonstrasi buruh seperti gerakan PKI," imbuhnya.
BACA JUGA: PPP: Rumah Besar Umat Islam Sudah Tidak Laku
Arief sekali lagi meminta, publik patut mencurigai maraknya isu PKI sengaja dibesarkan untuk menutupi kelemahan dan kegagalan Pemerintahan Jokowi. "Nah jangan- jangan ada benang merah antara Kivlan dan pemerintah Jokowi yang sengaja untuk melakukan kanalisasi, dimana Jokowi lewat Agus Widjojo dan Luhut Panjaitan ingin melakukan rekonsiliasi terhadap peristiwa 1965," tuturnya. (aen/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalau Kepalanya Selesai, Sebaiknya Digantikan Wakil
Redaktur : Tim Redaksi