Anak Buah Surya Paloh Pertanyakan Relevansi Kartu Prakerja di Tengah Pandemi Corona

Kamis, 16 April 2020 – 17:08 WIB
Okky Asokawati. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai Nasdem Okky Asokawati mengkritik peluncuran Program Kartu Prakerja di tengah pandemi virus corona (COVOD-19). Menurutnya, realisasi program andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu kala pandemi virus corona tak akan berjalan baik.

"Filosofi Kartu Prakerja hakikatnya sebagai kail bagi warga negara yang belum mendapatkan pekerjaan agar mendapatkan pekerjaan. Namun peluncuran Kartu Prakerja di musim pandemi COVID-19 ini potensial menjadi bias karena akan keluar dari filosofi program ini," kata Okky di Jakarta, Kamis (16/4).

BACA JUGA: Ada Ruangguru Milik Staf Khusus Jokowi di Kartu Prakerja, Kok Bisa?

Mantan legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menuturkan, pemerintah menjanjikan peserta program Kartu Prakerja akan memperoleh pelatihan secara daring dan sertifikat. Selain itu, peserta Kartu Prakerja juga akan memperoleh insentif Rp 600 ribu selama tiga bulan, serta Rp150 ribu untuk survei kebekerjaan.

“Asumsinya selepas itu peserta akan mendapatkan pekerjaan," ucap Okky.

BACA JUGA: Sudah 4 Juta Orang Daftar Program Kartu Prakerja, Ini Tahapannya

Masalahnya, kata politikus berlatar belakang peragawati itu, pemerintah justru memprediksi angka pertumbuhan ekonomi tahun ini akan turun menjadi 2,5 persen, bahkan mungkin menjadi 0 persen karena imbas pandemi corona. Kondisi itu tentunya akan berkolerasi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan di dalam negeri.

"Jika skenario ekonomi Indonesia akan turun karena dampak COVID-19, konsekuensinya tidak ada pembukaan lapangan kerja baru. Lalu apa relevansi Kartu Prakerja ini?" tegas Okky.

BACA JUGA: Tutup Tahun, Mbak Okky Soroti Persoalan BPJS Kesehatan

Lebih lanjut anak buah Surya Paloh di Partai NasDem itu mengatakan, gejala penurunan kegiatan ekonomi di Indonesia sudah terlihat. Sebagai buktinya adalah data Kementerian Ketenagakerjaan tentang 1,5 juta orang kehilangan pekerjaan.

Perinciannya adalah 10,6 persen atau 160 ribu akibat PHK, sedangkan 89,4 persen karena dirumahkan. Menurut Okky, dalam kondisi seperti itu masyarakat lebih membutuhkan bantuan keuangan yang langsung terasa manfaatnya daripada program seperti Kartu Prakerja.

"Saat ini calon pekerja dan korban PHK lebih membutuhkan ikan berupa Bantuan Langsung Tunai daripada kail. Apalagi, memang tidak ada lapangan pekerjaan baru karena ekonomi turun dampak COVID-19 ini," ujarnya.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler