jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekjen DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure dan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat (PD) Herzaky Mahendra Putra saling sindir di media.
Saling sindir berawal dari langkah Yusril bertindak sebagai kuasa hukum empat mantan kader PD mengajukan uji formal dan materiel AD/ART partai berlambang mercy ke Mahkamah Agung.
BACA JUGA: Sebut Megawati Gulingkan Gus Dur, Herzaky Minta Maaf
Terbaru, Pure membalas pernyataan Herzaky yang menyebut pernyataannya sinis dan berbalut fitnah.
Herzaky juga menyebut pernyataan Pure tidak sesuai fakta dan tak mendidik.
BACA JUGA: Herzaky Sindir Yusril, Pure Ingatkan dengan Peribahasa Buruk Muka Cermin Dibelah
Menanggapi hal tersebut, anak buah Yusril di PBB ini menyatakan tergelitik membaca pernyataan Herzaky yang dimuat di salah satu media online nasional.
"Dia yang mengaku sering tampil di publik menyarankan saya sebaiknya memberi pendidikan yang baik pada masyarakat. Bahkan, dengan istilah memakai literasi yang tinggi."
BACA JUGA: Sindir Langkah PD, Yusril Ihza Mahendra: Peradilan Pindah ke Kemenkumham ya?
"Padahal, saya meluncurkan tanggapan setelah membaca komentarnya. Apalagi, sebelumnya dia menyerang Yusril dengan menyebut berjuang karena dibayar. Menyuruh cuci muka sampai dibilang lupa usia," ujar Pure dalam keterangannya, Selasa (19/10).
Pure juga menyoroti pernyataan Herzaky yang menyebut Megawati Soekarnoputri mengulingkan Gus Dur.
Herzaky akhirnya meminta maaf dan menyebut dirinya kepeleset lidah.
"Saya kira ini merupakan bukti ketidakcermatan. Kalau cuma bisa menyuruh Yusril cuci muka, bilang sudah usia hingga lupa baca, apalagi menuduh karena membela atas dasar dibayar, itu bukannya menyinyir," katanya.
Pure kemudian memaparkan alasannya dan Yusril mengomentari langkah PD ramai-ramai ke Kemenkumham menyerahkan sejumlah bukti terkait uji formal dan materiel AD/ART partai berlambang mercy.
"Kemenkumham kan lembaga eksekutif, bukan yudikatif. Saya kira Bung Herzaky lebih tahu kan sudah belajar dari sekolah dasar katanya. Jadi, kami cuma bertanya, kenapa datangnya ke sana, kan Kemenkumham lembaga eksekutif," katanya.
Menurut Pure, pihaknya tidak melarang Herzaky dan politikus PD membangun hubungan baik dengan Kemenkumham.
Bahkan, dengan lembaga eksekutif lain, termasuk dengan siapa pun.
Karena itu merupakan hak, justru bagus kalau mampu menjalin hubungan baik daripada terus menerus membangun kecurigaan.
"Namun, jangan juga sampai bilang berada di posisi yang benar dan membela keadilan, bukan yang dibayar. Seolah posisi Bang Yusril salah. Pokoknya yang enggak sepaham dengan mereka salah saja! Ya, susah dong kalau mau menang sendiri," tuturnya.
Pure juga menyatakan posisi benar atau salah nanti diputuskan oleh hakim.
"Jadi, jangan mendahului klaim sebelum AD/ART itu diuji. Apa mau menjadi hakim yang bisa seenaknya memutus benar dan salah. Sebaiknya hargai MA yang tengah bekerja, jangan mengumbar klaim seolah juru adil sesungguhnya," katanya.
Dalam kesempatan kali ini Pure juga menyebut sudah menjadi rahasia umum di awal ketika isu kongres luar biasa (KLB) PD mengemuka, banyak petinggi Demokrat kubu AHY yang mengaitkan isu tersebut dengan dugaan keterlibatan kekuasaan.
Sebelumnya, Herzaky mengomentari pernyataan Pure.
"Demokrat menanggapi komentar sinis berbalut fitnah dari Solihin Pure terkait kedatangan Partai Demokrat ke Kemenkumham untuk menyerahkan bukti dan dokumen pendukung terkait uji materiel AD/ART Partai Demokrat."
"Demokrat menyayangkan Solihin Pure malah ikut-ikutan memberikan komentar yang tidak berdasarkan fakta dan tidak mendidik," kata Herzaky kepada wartawan, Senin (18/10).
Herzaky juga menyebut pihaknya datang ke Kemenkumham untuk membantu menghadapi uji formal dan materiel AD/ART Partai Demokrat.
Kemenkumham dalam hal ini merupakan pihak termohon.
Herzaky juga menegaskan pihaknya tidak pernah menuduh pemerintah ikut terlibat dalam upaya perampasan Partai Demokrat.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang