Herzaky Sindir Yusril, Pure Ingatkan dengan Peribahasa Buruk Muka Cermin Dibelah

Senin, 18 Oktober 2021 – 12:01 WIB
Wakil Sekjen DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure. Foto: Ist for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure angkat suara menanggapi pernyataan Kepala Badan Komunikasi Strategis (Kabakomstra) DPP Partai Demokrat (PD) Herzaky Mahendra Putra.

Herzaky sebelumnya meminta Yusril Ihza Mahendra cuci muka dahulu sebelum memberi respons terkait langkah kuasa hukum dan politikus PD mendatangi kantor Kemenkumham untuk menyerahkan sejumlah bukti, menyikapi langkah empat mantan kader partai berlambang mercy mengajukan uji formal dan materiel AD/ART PD ke Mahkamah Agung.

BACA JUGA: Kang Emil Kasih Saran Untuk PPP Menghadapi Pemilu 2024, Begini

"Baiknya Yusril cuci muka dulu sebelum bicara, daripada asal bunyi. Diresapi dulu, dipikirkan baik-baik sebelum bicara. Malu sama usia dan gelarnya," ucap Herzaky.

Dia menyatakan hal tersebut menanggapi sindirian Yusril yang sebelumnya menyindir langkah PD dengan bertanya apakah lembaga peradilan kini telah pindah ke Kemenkumham?

BACA JUGA: Partai Golkar Akhirnya Meminta Maaf, Simak!

Menanggapi hal tersebut Pure mengingatkan Herzaky jangan seperti pepatah yang menyebut 'buruk muka cermin dibelah'.

Menurutnya, pepatah tersebut menunjukkan seseorang yang terpojok karena kesalahannya, lalu melempar kesalahan ke orang lain.

BACA JUGA: Polda Jabar Hanya Menahan 10 Orang dari 89 Karyawan Pinjol yang Diciduk di Yogyakarta

“Saya kira yang harus cuci muka terlebih dahulu baru bicara itu Herzaky, karena setiap ucapan-ucapan yang dilontarkannya banyak tak masuk akal, tendensius dan cenderung mengaburkan masalah,” ujar Pure dalam keterangannya, Senin (18/11).

Pure heran dengan sikap Heraky, padahal berperan sebagai juru bicara partai yang mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke kursi presiden selama dua periode.

“Sebagai juru bicara ada banyak pernyataan Herzaky yang terkesan asal bunyi. Mungkin karena mengidap sindrom pelahap informasi gosip, bukan juru bicara partai,” ucapnya.

Pure kemudian mencontohkan saat Herzaky keselo lidah hingga akhirnya terpaksa meminta maaf.

Antara lain, menuding Megawati Soekarnoputri dalang di balik lengsernya Presiden Gus Dur.

"Herzaky tampaknya kurang membaca, terlalu banyak bergaya di depan kamera, jadi banyak pernyataannya yang mengawur, pantas saja wibawa PD merosot,” kata Pure.

Pure menyebut pertanyaan Yusril selaku kuasa hukum 4 mantan kader PD yang dipecat, sangat tepat.

Karena menjadi aneh ketika kuasa hukum PD malah menyerahkan bukti-bukti terkait uji formal dan materiel AD/ART PD ke Kemenkumham.

Sebab, Kemenkumham bukan lembaga peradilan seperti pengadilan agama, pengadilan militer, pengadilan umum seperti pengadilan negeri, PTUN, PTTUN, Tipikor, MA, MK.

"Kemenkumham kan bukan lembaga peradilan. Kok tiba-tiba kuasa hukum Demokrat ramai-ramai memasukkan data ke Kemenkumham yang bukan lembaga peradilan. Ini kan aneh,” katanya.

Hal lain, Kemenkumham dalam perkara dimaksud, kata Pure, juga bertindak sebagai termohon.

"Jadi, langkah hukum apa politik, wajar dong muncul pertanyaan? Apalagi yang lalu-lalu, kubu PD AHY mencak-mencak menuduh pemerintah ikut terlibat dalam kisruh PD. Eh, sekarang pas sudah disahkan, kesannya pengin mesra menggandeng Kemenkumham, makanya jangan buru-buru menuduh orang, nanti kan malu sendiri."

"Kemenkumham sebagai pihak termohon itu lembaga negara loh, masa Partai Demokrat mau mengatur-atur Kemenkumham? Saran saya, terutama untuk Bung Herzaky, mestinya jangan asal bunyi."

"Berhenti nyinyir ala netizen julid, kan katanya politikus andal, mengemban tugas juru bicara lagi. Malu kalau isi komentarnya tuduh sana sini," pungkas Solihin Pure.(gir/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler