Anak dan Menantu Trump Segera Bersaksi Tentang Rusia

Jumat, 21 Juli 2017 – 17:15 WIB
Jared Kushner (kanan) didampingi istri, Ivanka Trump, berjabat tangan dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Foto: AFP

jpnn.com, NEW YORK - Kongres Amerika Serikat (AS) telah memutuskan untuk memanggil anak dan menantu serta mantan ketua tim sukses kampanye Presiden Donald Trump pekan depan.

Rencananya, Donald Trump Jr serta Jared Kushner dan Paul Manafort bakal bersaksi tentang dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan presiden (pilpres) AS.

BACA JUGA: Legislatif Lebih Suka Program Obama, Donald Trump Frustasi

"Donald Trump Jr dan Paul Manafort bakal bersaksi dalam hearing terbuka di hadapan Komite Yudisial Senat pada Rabu (26/7) pukul 10.00 waktu setempat." Demikian bunyi keterangan resmi Kongres AS yang disebarluaskan ke media pada Rabu waktu setempat (19/7).

Sedangkan Kushner akan bersaksi di hadapan komite intelijen senat pada Senin (24/7).

BACA JUGA: Donald Trump Terancam Pemakzulan

Berbeda dengan komite yudisial, komite intelijen bakal mendengarkan kesaksian Kushner dalam hearing tertutup.

Hearing Senat yang melibatkan tiga orang dekat presiden ke-45 AS itu dipastikan menyedot perhatian dunia.

BACA JUGA: Trump Ngotot Tinggalkan Perjanjian Paris, Erdogan Mengekor

Itu bakal menjadi hearing high-profile kedua sepanjang pemerintahan Trump setelah kesaksian mantan Direktur James Comey bulan lalu.

Meski bakal menghadapi komite berbeda, Trump Jr dan Kushner akan bersaksi tentang hal yang sama.

Yakni, pertemuan rahasia mereka dengan Natalia Veselnitskaya pada Juni tahun lalu.

Konon, pertemuan tersebut berlangsung di Trump Tower.

Veselnitskaya adalah pengacara asal Rusia yang dekat dengan Kremlin.

Trump Jr bersedia menemui Veselnitskaya setelah dijanjikan informasi miring tentang Hillary Clinton.

Selain Trump Jr dan Kushner, Manafort yang ketika itu menjabat ketua tim sukses Trump hadir.

Rob Goldstone yang disebut-sebut sebagai jembatan antara Kremlin dan kubu Trump juga dikabarkan hadir dalam pertemuan rahasia itu.

Dia datang bersama seorang mantan pejabat intelijen Rusia yang kini menjadi lobbyist alias pelobi dan seorang pebisnis properti serta seorang penerjemah. Total ada delapan orang di sana.

Chairman Komite Yudisial Chuck Grassley meminta tiga orang dekat Trump itu membawa segala dokumen terkait dengan pertemuan Juni lalu itu.

"Kami akan menerbitkan subpoena jika para saksi tidak membawa serta dokumen yang relevan dengan investigasi kami," katanya.

Hal yang sama disampaikan Dianne Feinstein, legislator senior Demokrat di Senat.

Bagi publik Negeri Paman Sam, pertemuan yang terselenggara sekitar dua pekan setelah Partai Republik menetapkan Trump sebagai calon presiden (capres) tersebut merupakan bukti paling nyata adanya kongkalikong antara kubu Trump dan Rusia.

Tapi, Trump Jr membantah jika ada informasi terkait pilpres atau Hillary dalam pertemuan tersebut. Dia menegaskan bahwa pertemuan itu tidak bermuatan politik.

Veselnitskaya yang memainkan peran penting dalam pertemuan tersebut juga membantah jika pertemuan non-diplomatik itu membahas pilpres AS.

Dalam wawancara dengan media Rusia pada Rabu, dia menyatakan kesanggupannya untuk bersaksi di hadapan Senat AS terkait kasus tersebut jika memang diperlukan.

Tapi, Senat AS belum memberikan tanggapan kepada Veselnitskaya.

Sementara itu, Trump yang membela putra sulungnya yakin jika pertemuan setahun lalu tersebut tidak terkait politik.

Terkait kasus tersebut, dia juga mengaku kecewa telah menunjuk Jeff Sessions sebagai jaksa agung.

Sebab, ternyata, dalam kasus dugaan intervensi Rusia terhadap pilpres AS itu, Sessions cuci tangan.

Tokoh 70 tahun itu menarik diri dari investigasi kasus Rusia-AS.

"Bagaimana bisa Anda mengemban tugas dan kemudian menarik diri. Jika saya mendapati gelagat itu sebelumnya, jelas saya tidak akan memilihnya (sebagai jaksa agung)," kata taipan 71 tahun tersebut.

Berbagai skandal yang menimpa Trump dalam enam bulan pemerintahannya itu membuat popularitas suami Melania turun.

Dalam survei yang Reuters/Ipsos selenggarakan, sebanyak satu per delapan warga AS yang memilih Trump dalam pilpres November lalu mengaku me­nyesal. (AFP/Reuters/BBC/aljazeera/hep/c4/any/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Donald Temui Jokowi, Ivanka Beraksi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler