Anak Demam Pasca-Imunisasi? Anggota IDI Bilang Begini  

Jumat, 02 Oktober 2020 – 14:53 WIB
Ilustrasi anak demam. Foto: Theatlantic

jpnn.com, JAKARTA - Persentase jumlah anak yang mengalami demam tinggi pascamendapatkan imunisasi hanya mencapai satu persen. Sedangkan, anak lainnya yang mendapatkan asupan imunisasi, tidak mengalaminya. 

Hal ini disampaikan Ketua Bidang Humas dan Kesejahteraan Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia Hartono Gunardi dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk 'Vaksin: Melindungi Diri, Melindungi Negeri' di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kamis (1/10).

BACA JUGA: Pekan Imunisasi Dunia: Pemerintah Tambah 4 Vaksin Baru

"Anak yang diimunisasi sakit demam itu jumlahnya hanya satu persen," ucap Hartono.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh organisasinya, membuktikan bahwa dari 100 anak yang diberikan imunisasi hanya satu orang yang mengalami demam tinggi.

BACA JUGA: Pemerintah Sudah Tentukan Siapa yang Diprioritaskan Mendapat Vaksin Covid-19

Lalu, 25 anak lainnya hanya mengalami kondisi badan yang cukup hangat saja, sedangkan sisanya tidak mengalami gelaja efek samping apapun setelahnya.

"Yang (badannya) anget-anget hanya 25 anak, ini jumlahnya sangat kecil dan anak yang mengalami demam tinggi satu orang," jelasnya.

BACA JUGA: Ini Vitamin yang Baik untuk Imun Tubuh

Diakui Hartono efek samping yang ditimbulkan oleh imunisasi memang terkadang membuat reaksi tubuh anak menjadi lebih hangat dibandingkan biasanya. Namun, itu reaksi yang wajar yang seiring dengan waktu akan menghilang dalam hitungan jam maupun hari tergantung dengan kondisi tubuh si anak.

Efek samping dari imunisasi secara umumnya adalah anak rewel, kehilangan nafsu makan, berasa lemas, pegel dan lain-lain. Sifatnya itu mayoritas hanya berdampak ringan dan pendek secara waktu.

"Efek sampingnya sangat ringan dan bersifat sementara, dapat hilang dengan pengobatan yang sederhana," ucapnya.

Sedikit merasakan hal yang tidak nyaman akibat efek samping pascaimunisasi, lebih baik daripada dampak bahaya lainnya yang ditimbulkan disebabkan tidak mendapatkan asupan imunisasi.

Rasa sakit yang mendalam bahkan resiko anak kehilangan nyawa akan sangat tinggi ketika tidak tidak mendapatkan imunisasi berkala secara rutin.

"Perlindungan dari imunisasi tidak memberikan perlindungan 100 persen, tetapi penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit tidak terlalu parah atau cenderung ringan," katanya. 

Karena itu, dia mengimbau kepada masyarakat jangan takut terhadap imunisasi yang dilakukan oleh pemerintah karena tidak akan membuat dampak negatif kepada anak.

Justru dengan melakukan imunisasi secara berkala maka anak bisa terhindar dari potensi penyakit berbahaya yang senantiasa mengintai setiap saat.

"Jadi jangan takut melakukan imunisasi, ibarat makan cabai sakitnya hanya sebentar dan pendek," seru Hartono.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler