SERANG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda antara Provinsi Banten dan LampungDalam enam jam terakhir sepanjang hari kemarin, terjadi lebih dari 1.000 kali lebih gempa di gunung yang berada di tengah lautan tersebut
BACA JUGA: Pemda Manipulasi Data PNS untuk Raup DAU
”Sepanjang Selasa (4/10) sejak pukul 00.00 hingga pukul 06.00 pagi hari ini (kemarin, Red) terjadi 1.285 gempa
BACA JUGA: Nuh Tanpa Persiapan Hadapi Kongres IKA ITS
Dia juga mengatakan pantauan visual saat tidak tertutup kabut, tidak terlihat asap yang mengkhawatirkanSurono juga mengatakan, aktivitas Gunung Anak Krakatau hinga kini belum menunjukkan tanda-tanda penurunan sejak statusnya ditingkatkan dari waspada menjadi siaga pada Jumat (30/9) lalu
BACA JUGA: ICW: Mendiknas Layak Direshuffle
Apalagi, intensitas kegempaan yang terjadi pada anak Gunung Krakatau yang meletus pada 27 Agustus 1883 pukul 10.20 yang menewaskan lebih dari 36 ribu orang itu tidak turunSurono merinci, kegempaan Gunung Anak Krakatau meningkat sejak Jumat (30/9) dalam sehari terjadi 6.528 kaliLalu, Sabtu (1/1) terjadi 6.281 gempa, Minggu (2/10) terjadi 5.773 gempaLalu pada Senin (3/10) terjadi 6.806 kali gempaSedangkan sepanjang Selasa (4/10) terjadi 1.285 sepanjang dinihari hingga pagi kemarin”Jadi memang belum ada tanda penurunan aktivitas,” cetusnya juga.
Pergerakan kegempaan itu berdasarkan pantauan alat seismograf dari pos pantau yang ada di Desa Pasauran, Kabupaten SerangNamun, Surono meminta masyarakat yang berada di sekitar Gunung Anak Krakatau jangan panik”Saya merekomendasikan warga tidak mendekati gunung itu dalam radius 2 kilometer. Tepatnya di sekitar Pulau Krakatau,” cetusnya juga
Untuk diketahui, posisi Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda berada sejauh 40 kilometer dari pesisir pantai Lampung dan pantai Anyer-Carita, Provinsi Banten.
Sementara itu, Kepala Pos Pemantau Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Anton Priambudi mengatakan secara visual hingga kini posisi Gunung Anak Krakatau tertutup kabutBerdasarkan alat teropong keluar asap kelabu menggumpal di ketinggian kurang lebih 25-50 meter ke arah selatan.
Menurut dia, meningkatnya jumlah gempa vulkanik secara tajam ini di disebabkan sumber gempa yang berasal dari kawah utama Gunung Anak KrakatauKondisi ini tergolong langka karena dalam beberapa tahun terakhir sumber kegempaan dan letusan Gunung Anak Krakatau selalu berasal dari kawah baru di bagian utara gunung”Dalam kondisi seperti ini, erupsi bisa saja terjadi,” tegasnya
Dia juga menuturkan erupsi Gunung Anak Krakatau mengeluarkan 10 macam gas beracunDi antaranya karbondioksida yang sangat mematikan bagi manusia”Siapa pun yang menghirup gas itu secara tiba-tiba akan mengalami sesak napas, pingsan, bahkan bisa berakibat kematian,” ungkapnya juga
Anton juga menuturkan, persebaran gas beracun dari aktivitas Gunung Anak Krakatau bergantung arah mata angin dan selalu mencari tempat yang lebih rendahKarena itu, selama terjadi letusan siapa pun tidak diizinkan untuk mendekat gunung yang aktif sejak 1953 tersebut, sejauh dua kilometer’’Rekomendasi kami tetap dalam radius 2 kilometer warga jangan mendekatBerbahaya,’’ cetusnya(bud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Budayawan Yakini Tanda Revolusi Bermunculan
Redaktur : Tim Redaksi