Anak Muda Bersuara, Partai Pembenci Tentara Langsung Juara

Senin, 15 Mei 2023 – 18:52 WIB
Pemimpin Move Forward Pita Limjaroenrat di tengah pendukung dalam sebuah acara kampanye di Bangkok pada 22 April 2023. Foto: Lillian SUWANRUMPHA / AFP

jpnn.com, BANGKOK - Partai Move Forward jadi kejutan terbesar dalam pemilu Thailand yang berlangsung kemarin, Minggu (14/5).

Mengandalkan dukungan kaum muda, partai berhaluan liberal itu berhasil jadi peraih kursi terbanyak pada debutnya di panggung politik tingkat nasional Negeri Gajah Putih.

BACA JUGA: Jelang Pemilu, Ini Pesan Wakil Ketua MPR Yandri Susanto untuk Pengurus RT-RW, Simak!

Reuters melaporkan bahwa Move Forward dipastikan menguasai 151 kursi Dewan Perwakilan Rakyat Thailand berdasarkan hasil penghitungan sementara yang sudah mencakup 99% suara masuk.

Pemimpin Move Forward Pita Limjaroenrat, politikus 42 tahun dengan pengalaman sebagai eksekutif perusahaan aplikasi transportasi online, memilih frasa prestasi sensasional untuk menggambarkan pencapaian partainya.

BACA JUGA: Pemilu Makin Dekat, Sedulur Saklawase Terus Perkuat Basis Pendukung

Dia pun bersumpah akan tetap setia pada nilai-nilai partainya saat membentuk pemerintahan nanti.

"Yang pasti menolak partai-partai yang didukung diktator, didukung militer," katanya kepada wartawan.

BACA JUGA: Menteri di Kabinet Jokowi Daftar Jadi Caleg, Partai Garuda: Tak Melanggar UU Pemilu

"Aman untuk berasumsi bahwa pemerintahan minoritas tidak mungkin lagi di Thailand."

Terinspirasi Demo Mahasiswa

Partai Move Forward lahir sebagai penerus Partai Future Forward yang dibubarkan Mahkamah Konstitusi melalui sebuah putusan kontroversial pada Februari 2020.

Ideologi liberal dan sikap anti-militerisme Future Forward kini jadi bagian tak terpisahkan dari identitas Move Forward.

Move Forward juga banyak terinspirasi gelombang demonstrasi pelajar yang mengguncang Thailand sepanjang 2020-2021 lalu.

Janji kampanye progresifnya menggabungkan beberapa tuntutan pengunjuk rasa termasuk, yang paling kontroversial, merevisi pasal penghinaan terhadap raja yang mengandung hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Tuntutan demonstran lainnya yang diadopsi Move Forward adalah amendemen konstitusi untuk membatasi kekuatan militer, menghapus wajib militer dan mengubah mekanisme pengisian jabatan gubernur dari penunjukan menjadi pemilihan demokratis.

Tiga tahun kemudian, Move Forward menggebrak lewat kampanye yang fokus menyasar mahasiswa serta kalangan pemilih pemula lainnya.

Pada pemilu kemarin ada 3,3 juta pemilih berusia 18 hingga 22 tahun yang baru pertama kali memiliki kesempatan untuk menggunakan hak suaranya.

Meski fokus menyasar pemilih pemula, kampanye Move Forward ternyata telah menarik simpati pemilih lebih tua.

Hasil survei terakhir mengindikasikan sekitar seperempat dari total suara untuk Move Forward berasal dari luar kaum muda.
dekade.

"Sekarang pendukung kami datang dari semua kalangan," kata wakil ketua partai itu, Nattawut Buaprathum.

"Ini adalah kesempatan bagi kami untuk berada di pemerintahan dan benar-benar mewakili rakyat."

Akhir Dominasi Antek-Antek Tentara

Urutan kedua pada pemilihan kemarin ditempati musuh bebuyutan kubu militer, Partai Pheu Thai yang memperoleh 141 kursi.

Jika ditotal, perolehan kedua partai oposisi itu setara dengan tiga kali lipat jumlah kursi Palang Prachat, kendaraan politik utama junta, dan partai Persatuan Bangsa Thailand yang didukung tentara.

Untuk pertama kalinya sejak kudeta 2014, kekuatan oposisi mampu mematahkan dominasi antek-antek tentara di parlemen.

Banyak pihak yang mengira pemilihan kemarin tak akan banyak berbeda dengan pesta demokrasi sebelumnya, sekadar panggung bagi dua musuh bebuyutan yang mendominasi politik Thailand selama ini, yakni dinasti Shinawatra dengan Pheu Thai sebagai kendaraan politiknya, melawan militer yang bersekutu dengan kalangan konservatif.

Namun, kinerja mengejutkan dari Move Forward, yang didukung oleh gelombang dukungan dari para pemilih muda, akan menguji ketetapan hati partai-partai mapan dan berkuasa di Thailand.

Meski sama-sama membenci militer, Move Forward tidak tergesa-gesa untuk meminang Pheu Thai untuk berkoalisi.

Pita Limjaroenrat mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk koalisi, tetapi dirinya juga memiliki ambisi untuk jadi perdana menteri.

"Sekarang jelas Move Forward telah menerima dukungan luar biasa dari orang-orang di seluruh negeri," katanya di Twitter. (reuters/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler