jpnn.com, BONTANG - Wakil Ketua MPR Mahyudin menyoroti maraknya radikalisme di kalangan anak muda. Menurutnya, penebar radikalisme membidik kalangan muda yang dikenal bersemangat tinggi tanpa berpikir panjang.
"Inilah yang membedakan anak-anak muda dengan orang tua. Paham radikalis ini sangat berbahaya," ujar Mahyudin dalam sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Forum Pemuda Muslim Bontang di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (7/6).
BACA JUGA: Tujuh PTN Terpapar Radikalisme, Kampus jadi Tersinggung
Politikus Partai Golkar itu menambahkan, anak muda lebih mudah terpengaruh radikalisme dibanding ustaz atau ulama yang sudah paham ilmu agama. “Untuk ulama NU dan Muhammadiyah sudah tidak mempan lagi disusupi radikalisme karena menguasai ilmu agama secara menyeluruh," ungkapnya.
Menurutnya, media sosial menjadi sarana tercepat penyebaran radikalisme di kalangan anak muda. Bahkan, kini radikalisme sudah masuk ke perguruan tinggi.
BACA JUGA: Pendapat Sandiaga soal Kaitan Ekonomi dan Radikalisme
“Radikalisme itu mencuci otak. Itu yang menyebabkannya masuk ke kampus-kampus,” imbuh dia.
Banyaknya anak muda yang terpapar radikalisme itu mengacu pada temuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Menurutnya, pihak kampus harus makin getol melakukan pengawasan.
BACA JUGA: Pendapat Mahyudin Soal Densus 88 Bawa Senjata Masuk Kampus
"Saya dengar ada indikasi sekitar 30 persen mahasiswa terkontaminasi paham radikal. Saya kira serahkan saja pada universitas masing-masing untuk mengawasi kegiatan mahasiswa," tegasnya.(mg1/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahyudin Minta Universitas Mengawasi Kegiatan Mahasiswa
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan